GARUT, iNewsIndramayu.id - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan membantu proses pemulangan Ela Lastari (39) TKW asal Kabupaten Garut yang hilang kontak saat bekerja di Arab Saudi. Kesiapan pemerintah provinsi untuk membantu itu disampaikan Ridwan Kamil dalam Rapat Paripurna DPRD Jawa Barat, Selasa (16/5/2023).
"Sudah disampaikan tadi kepada pak gubernur, beliau menyatakan siap membantu seluruh proses kepulangan Ela Lastari. Komunikasi tadi dilakukan dalam Rapat Paripurna DPRD," kata Anggota DPRD Jawa Barat Enjang Tedi pada MNC Portal Indonesia (MPI).
Ela Lastari sendiri diduga sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berangkat bekerja ke Arab Saudi melalui jalur ilegal. Sebelum Ela Lastarari hilang kontak, terungkap jika majikannya di Arab Saudi meminta sejumlah uang kepada keluarga, yaitu sebesar Rp80 juta, untuk membiayai kepulangannya ke Tanah Air.
Adanya permintaan uang ini kemudian menimbulkan tafsir dari sejumlah pihak, jika majikan enggan mengeluarkan biaya bagi Ela karena termasuk TKW ilegal. Ela sendiri diketahui menggunakan visa ziarah yang masa berlakunya hanya untuk tiga bulan saat bekerja di luar negeri.
"Intinya sudah ada kesiapan dari pemerintah provinsi, semua proses yang harus ditempuh akan dibantu," ujarnya.
Sebagai pekerja, seharusnya Ela Lastari menggunakan visa kerja. Pihak keluarga sendiri tidak mengetahui perusahaan penyalur yang memberangkatkan Ela ke Arab Saudi.
"Dari penelusuran yang dilakukan bersama BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia), alamat majikan Ela di Arab Saudi sudah diketahui, yaitu Riyadh. Kami berharap kasus ini dapat segera tuntas, karena pihak keluarga juga sudah meminta perlindungan hukum dan akan dikoordinasikan kepada pihak terkait," paparnya.
Ela Lastari yang bermukim di Kampung Cikondang, Desa Tanjung Kamuning, Kecamatan Tarogong Kaler, itu sebelumnya dikabarkan telah tiga bulan hilang kontak bersama keluarganya. Puterinya, Anjani Pebriani (20), menduga jika ibunya mengalami penyiksaan saat bekerja di Riyadh, Arab Saudi.
Sebab saat terakhir kontak dengan keluarga pada tiga bulan yang lalu, Ela mengaku tidak kuat dan ingin pulang. "Mamah terakhir nelpon itu nangis-nangis, ingin pulang katanya sudah tidak kuat, ada kabar mengalami kekerasan," tutur Anjani Pebriani. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto