TASIKMALAYA,iNewsIndramayu.id – 50 petani Desa Padawaras, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya mengikuti sekolah lapangan teknik penanaman padi organik.
Harapannya, dari kawasan selatan Kabupaten Tasikmalaya ini juga bisa menghasilkan produk padi organik berkualitas tinggi hingga bisa melakukan eskpor keluar negeri seperti yang dilakukan Gabungan Kelompok Tani Simpatik dari Kecamatan Cisayong. Dimana setiap musimnya, bisa mengekspor tidak kurang sebanyak 2 kontainer atau 40 ton ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab, hingga sejumlah negara di Eropa.
“Mimpinya seperti itu, karena memang pasar beras organik ini masih sangat terbuka lebar dan uangnya juga tidak sedikit. Saya berharap petani dari kampung ini bisa merasakan hasil dan manfaat lebih besar lagi dari keberhasilannya bertani, makanya harus mau berubah. Yang kemudian pasar beras organik ini kami bidik,” ungkap Kepala Desa Padawaras Yayan Siswandi.
Pelatihan sekolah lapangan teknik penanaman padi organik ini dilaksanakan selama kurang lebih 4 hari lamanya, dengan materi yang diberikan berupa cara pembuatan pupuk organik, upaya pemberantasan hama, hingga mengelola saluran air dari hulu hingga sampai ke kawasan padi yang ditanami padi organiknya pun harus diperhatikan.
Seperti diketahui, di wilayah Kecamatan Cipatujah telah dilaksanakan pencetakan lahan sawah baru pada tahun 2016 atas MoU Kementerian Pertanian dengan TNI yakni di Desa Padawaras dan Kertasari seluas 87 hektar, kemudian di Desa Darawati dan Bantarkalong seluas 100 hektar. Kemudian bergulir pula program pengembangan system pertanian terpadu didaerah dataran tinggi yang disebut UPLAND dengan suntikan dana hingga Rp27,5 miliar dari Islamic Development Bank (IsDB) yang proyek pembangunan dan pengembangannya ditargetkan bisa tuntas hingga tahun 2024 mendatang.
Pembangunan yang dipersiapkan pada program tersebut adalah diantaranya infrastruktur yang mendukung pertanian seperti saluran irigasi, jalan usaha tani, embung, jemur, dam parit, unit pengolahan pupuk organik, sarana kendaraan perkelompok, desa, dan gapoktan, hingga dibentuknya Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Nantinya di 4 Desa pencetakan lahan sawah baru bisa mencapai 500 hektar luasnya.
“Dengan UPLAND Project ini kalau dilihat secara teori merupakan terobosan yang sangat luar biasa, swasembada pangan yakin bisa tercapai karena 14 kabupaten mendapatkan program ini. Tentunya sarana pendukung serta petaninya juga harus dilatih, bagaimana caranya agar bisa menghasilkan beras dengan kualitas yang diharapkan,” ujar Yayan. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto