INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id - Kembali meraih prestasi tertinggi dalam aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3), PT Polytama Propindo (Polytama) berhasil mempertahankan Zero Accident Award dan mampu meningkatkan perolehan jam kerja tanpa kecelakaan melalui penghargaan dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
Penghargaan Zero Accident Award diterima Polytama pada Selasa, 12 November 2024 di Plant Site yang berlokasi di Indramayu.
Polytama menerima kehormatan dari UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah III Cirebon yang pada kesempatan tersebut dihadiri oleh Rahmat Ripilita selaku Kepala UPTD Wasnaker Wil III Cirebon.
Turut hadir dalam acara tersebut, Mukhtaruddin selaku Sub Koordinator Pengawasan K3. Sementara dari Polytama dihadiri Syawaludin Azwar (Direktur Operasional Polytama), Bunyamin (General Manager Operasional Polytama), Afnaldi (Health, Safety & Environment/HSE Manager) beserta tim dari Polytama lainnya.
Sebagai pelaku industri penghasil resin bijih plastik atau polipropilena terkemuka di Indonesia, Polytama merupakan industri yang bersinggungan dengan potensi bahaya. Risiko bahaya terkait K3 di industri minyak dan gas termasuk ke dalam kategori yang tinggi atau high risk.
Polytama melibatkan proses yang kompleks dengan penggunaan bahan kimia berbahaya, peralatan berat, peledakan, kebakaran paparan terhadap gas beracun hingga lingkungan kerja dengan tekanan tinggi.
Sejalan dengan hal tersebut, Polytama menerapkan budaya K3 melalui beberapa program andalan, di antaranya partisipasi dan upaya promotive dengan melibatkan langsung para pekerja, rekanan, dan lingkungan sekitar yang mampu meningkatkan produktivitas kerja. Contohnya, program Polytama Integrated Process Safety Management in Safe Operation (iPromise) dan Polytama Life Saving Rules.
Keberhasilan implementasi program K3 yang dijalankan Polytama mampu menekan kerugian dari berbagai bagian, baik kerugian produksi maupun kerugian akibat image buruk bagi perusahaan. Selain itu, yang paling penting atas keberhasilan program K3 adalah mampu meningkatkan moralitas pekerja agar senantiasa mendukung keberlanjutan usaha perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pasar polipropilena.
Sistem K3 tidak hanya beralaskan pada compliance, yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh pihak dalam menerapkan K3 pada setiap aktivitas yang dijalankan.
"Peningkatan dan pemahaman kesadaran ini mendorong terciptanya kebijakan-kebijakan yang tertanam pada setiap individu dalam membentuk suatu budaya kerja yang sudah sering kita sebut dengan budaya K3," ujar Joko Pranoto selaku Presiden Direktur Polytama.
Manajemen Polytama sangat mendukung program-program K3 yang digulirkan, seperti berperan aktif dalam observasi dan menyapa karyawan yang diwadahi suatu program yang bernama Visible Felt Leadership (VFL) dan Management Walk Through.
Selain itu, management dalam hal ini direksi juga terlibat dalam kegiatan diskusi, bernama Pojok K3 yang membahas isu-isu safety, baik di lingkup nasional ataupun internasional.
Lewat penghargaan tersebut, Polytama sukses mencapai 24.272.325 juta jam kerja tanpa kecelakaan kerja.
Penghargaan Kecelakaan Nihil dari Kemenaker ini merupakan hasil kerja keras seluruh pihak, baik internal dan eksternal seperti kontraktor dan vendor yang bekerja secara sinergi untuk memberikan yang terbaik dalam penerapan prosedur HSE di lingkungan Polytama.
Rahmat Ripilita selaku Kepala UPTD Wasnaker Wilayah III Cirebon, dia mengucapkan terima kasih sekaligus apresiasi kepada seluruh jajaran Polytama yang kesekian kalinya mendapatkan penghargaan Zero Accident Award (ZAA).
"Tidak semua perusahaan bisa meraih penghargaan ini. Ada kriteria dan persyaratannya, salah satu yang utama yaitu nihil kecelakaan kerja," ucap Rahmat.
Untuk Wilayah III Cirebon, UPTD Wasnaker mendorong setiap perusahaan selalu berikhtiar, bukan hanya mengejar sertifikat namun untuk perhatian dan tanggung jawab terhadap arti pentingnya K3 perusahaan.
Rahmat menyebutkan, data kecelakaan kerja di Jawa Barat tahun 2020 sampai 2023. Jenis kecelakaan kerja didominasi kecelakaan di tempat kerja 34,490 (52,39 persen), kemudian perjalanan menuju dan kembali dari tempat kerja sebanyak 31,338 kasus atau 47,61 persen.
"Pencapaian ini harus selalu dijaga dan dilaksanakan secara berkelanjutan melalui konsistensi penerapan aspek HSE sebagai upaya penguatan Sistem Manajemen K3," tuturnya.
Direktur Operasional Polytama, Syawaludin Azwar mengatakan, penghargaan ZAA dapat menambah semangat seluruh pihak internal dan eksternal polytama dalam mewujudkan program-program K3.
"Alhamdulillah kita telah memiliki puluhan juta kerja aman. Namun perlu diketahui untuk masalah safety ini bukan hanya urusan hanya HSE saja, tetapi memiliki unsur sinergi dari berbagai pihak untuk menjaga keselamatan kerja sebagai prioritas di lingkungan kerja," ujar Syawaludin.
Dikatakannya, Polytama merupakan anak perusahaan dari PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro) dan menjadi bagian dari Pertamina Group.
PT Kilang Pertamina Internasional sebagai Sub Holding Refining & Petrochemical PT Pertamina (Persero) turut andil dalam mendukung kegiatan operasional Polytama.
Polytama menjadi salah satu aspek sektor industri yang sangat potensial hingga dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri tanpa harus mengandalkan impor.
Perusahaan ini berperan aktif sebagai substitusi impor. Memberikan kontribusi terbaik untuk negeri dengan menunjukkan kesungguhannya sebagai salah satu pemain terbesar produsen resin bijih plastik atau polipropilena (PP) yang selama ini diperoleh melalui impor. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto