Memasuki Ajaran Baru, Transaksi di Pegadaian Indramayu Naik hingga 30 Persen
INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id - Menjelang dimulainya tahun ajaran baru 2025/2026, aktivitas transaksi di Pegadaian Cabang Indramayu mengalami peningkatan signifikan. Warga yang membutuhkan dana untuk biaya pendidikan anak-anak mereka, terpantau memadati Pegadaian sejak Senin (30/6/2025).
Di salah satu kantor Pegadaian yang berlokasi di pusat kota Indramayu, tampak antrean warga yang menunggu giliran untuk menggadaikan barang berharga. Mayoritas dari mereka membutuhkan dana untuk keperluan sekolah.
Lilis, salah satu warga yang datang sejak pagi, mengaku menggadaikan gelang emas miliknya demi kebutuhan biaya masuk pesantren untuk anaknya.
"Ini anak saya, mau masuk pesantren, jadi butuh biaya tambahan untuk bisa masuk. Antri sejak pagi tadi, tapi Alhamdulillah bisa terlayani dengan baik, meskipun harus antri dulu," ucapnya.
Manajer Bisnis Pegadaian Indramayu, Zulfi, membenarkan adanya peningkatan transaksi menjelang tahun ajaran baru. Menurutnya, lonjakan transaksi mencapai 20 hingga 30 persen dibanding hari biasa.
"Pasalnya, emas merupakan KCA (Kredit Cepat dan Aman) yang lebih cepat dibanding barang lainnya," ujarnya, saat ditemui di Kantor Pegadaian.
Zulfi menambahkan, mayoritas barang yang digadaikan warga adalah perhiasan emas. Namun, terdapat juga warga yang menggadaikan BPKB kendaraan untuk mendapatkan modal usaha. Meski demikian, kendaraan masih bisa digunakan oleh pemiliknya selama masa gadai berlangsung.
Ia menjelaskan, meningkatnya transaksi gadai saat ini juga dibarengi dengan tingginya aktivitas penebusan barang. Hal ini terjadi karena masyarakat Indramayu yang sebagian besar berprofesi sebagai petani baru saja melewati masa panen raya.
"Karena kebanyakan usaha masyarakat di Indramayu adalah pertanian, jadi (gadai) kebanyakan periodik tiga sampai empat bulan sekali bayar," jelas Zulfi.
Kondisi ini menunjukkan bahwa Pegadaian masih menjadi solusi keuangan jangka pendek bagi masyarakat, terutama saat menghadapi kebutuhan mendesak seperti biaya pendidikan. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto