Atasi Krisis Air, BNPB dan Pusterad Bangun Sumur Bor di Indramayu
INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memperkuat langkah mitigasi bencana dengan meresmikan sumur bor di Desa Jaya Mulya, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Kamis, 17 Juli 2025. Fasilitas air bersih ini merupakan hasil kerja sama antara BNPB dan Pusat Teritorial Angkatan Darat (Pusterad) sebagai respons terhadap krisis air bersih yang kerap melanda saat musim kemarau.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, hadir langsung dalam peresmian tersebut. Ia menegaskan bahwa penyediaan sumur bor ini merupakan bagian dari pendekatan pencegahan bencana yang kini semakin diperkuat.
“Dan ini adalah salah satu bentuk yang kita siapkan untuk meningkatkan fase pencegahan sebelum terjadi bencana,” ujar Letjen Suharyanto saat ditemui usai peresmian.
Ia menambahkan bahwa penanganan bencana membutuhkan sinergi lintas institusi, bukan hanya menjadi tanggung jawab satu lembaga saja. Kerja sama dengan TNI, Polri, pemerintah daerah, hingga komunitas lokal menjadi faktor penting dalam keberhasilan program ini.
“Tidak ada satu institusi pun di negara ini yang bisa melaksanakan tugas penanggulangan bencana secara sendirian. Makanya kita selalu berkoordinasi ya dengan kementerian lembaga terkait, TNI, Polri termasuk pemerintah daerah. Nah, kali ini memang bukan hal yang pertama BNPB berkolaborasi dengan Pusterad, tentu saja atas izin Bapak Kepala Staf Angkatan Darat,” jelasnya.
Delapan titik sumur bor telah berhasil dibangun di wilayah Indramayu dalam program ini. Meski begitu, BNPB membuka peluang untuk memperluas cakupan lokasi sesuai dengan aspirasi masyarakat, terutama dari wilayah-wilayah yang belum terjangkau fasilitas air bersih.
“Nah, ini masyarakat di Kabupaten Indramayu tentu saja banyak juga yang kesulitan air. Ini dengan kerjasama Pusterad dengan BNPB, dengan pemerintah daerah Kabupaten Indramayu ini adalah awal ya. Sampai saat ini baru 8 titik, tetapi tadi dari hasil pertemuan ada aspirasi dari masyarakat dari para kepala desa bahwa di daerahnya ada yang belum, itu pun kita akan tindak lanjuti,” ungkapnya.
Menurut Suharyanto, penentuan lokasi pembangunan sumur bor dilakukan melalui kajian bersama dan mempertimbangkan kebutuhan riil di lapangan, tanpa adanya intervensi unsur politik maupun kepentingan lainnya.
“Ya, ini untuk alasannya kami tidak menunjuk daerah ya. Tentu saja pada saat proses perencanaan Pusterad, BNPB dengan pemerintah daerah berkoordinasi. Mana kira-kira daerah yang paling membutuhkan, terdampak, tidak ada unsur politik, tidak ada unsur suku, ras, semuanya murni demi kemanusiaan,” tegasnya.
Program ini diharapkan menjadi solusi jangka menengah dalam memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, terutama saat musim kemarau yang dalam beberapa tahun terakhir menimbulkan dampak kekeringan cukup parah di kawasan pesisir utara Jawa, termasuk Indramayu.
Ke depan, program serupa direncanakan akan diperluas ke wilayah lain seperti Subang dan Cirebon sebagai bagian dari penguatan kesiapsiagaan bencana di Jawa Barat. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto