get app
inews
Aa Text
Read Next : Kasur Terbakar Picu Kebakaran Rumah di Pawidean, Damkar Indramayu Gerak Cepat Padamkan Api

Idah Temukan Harapan Baru Lewat Adonan Roti di Balik Jeruji Besi

Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:16 WIB
header img
Idah bersama warga binaan wanita lainnya saat mengikuti pelatihan pembuatan roti di blok hunian Lapas Kelas IIB Indramayu. (Foto: iNewsIndramayu.id/Selamet Hidayat)

INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id - Tebal dan tingginya tembok penjara tidak mampu meruntuhkan semangat Idah (49). Di balik jeruji besi ia harus menerima kenyataan yang tak lagi sama, namun perlu dijalani.

Vonis hukuman tiga tahun penjara tidaklah ringan, tapi Idah tak ingin larut dalam kesedihan. Dengan penuh ketabahan, ia menerima hukuman atas kesalahannya sebagai bagian dari perjalanan juga pertanggung-jawaban hidup.

Wanita asal Kedokan Gabus, Kabupaten Indramayu itu telah menjalani hari-harinya di dalam jeruji besi sejak tahun 2024. Idah harus menerima kenyataan dikenakan pasal 378 terkait kasus penipuan. 

Meski terpisah dari suami dan anak yang ia cintai, Idah berusaha tegar. Jarak dan tembok besi tak mampu memutuskan ikatan kasih sayang yang terjalin dengan keluarganya di kampung halaman.

Di sela keterbatasan, hubungan mereka tetap terjaga menjadi penguat baginya untuk melewati masa-masa suram di balik jeruji besi.

Hari demi hari dijalani dengan semangat baru. Di balik tembok Lapas Indramayu, ia mencoba bangkit dari bayang-bayang masa lalu yang penuh dosa. Ada raup penyesalan terlihat pada dirinya.

Kini, setiap aktivitas yang dijalani menjadi tumpuan untuk menata asa. Salah satunya adalah ketika Idah mengikuti pelatihan membuat roti didalam blok hunian wanita Lapas Indramayu.

Dengan penuh semangat, Idah berkisah bahwa pengalaman membuat roti menjadi hal yang baru baginya. Bukan hanya sekedar pengisi waktu, akan tetapi dari setiap racikan adonan roti yang dibuat, dijadikan simbol harapan untuk memperbaiki diri dan membangun masa depan yang lebih baik.

Idah kembali bercerita, bahwa butuh ketelitian dan takaran bahan yang pas, agar bisa menghasilkan rasa roti yang enak dan empuk yang disukai banyak orang.

Meskipun acap kali melakukan kesalahan saat mengikuti pelatihan membuat roti, mulai dari adonan yang terasa hambar, roti yang tidak mengembang bahkan sampai gosong. Namun kegagalan itu tidak membuat Idah patah semangat, justru dari kegagalan tersebut Idah jadikan pelajaran berharga.

Idah, semakin tekun mengikuti arahan dari pelatih hingga lambat laun berhasil memahami rahasia di balik roti yang lembut dan enak. Butuh waktu tiga bulan bagi Idah hingga bisa menghasilkan roti dengan tekstur dan rasa yang sempurna.

"Berkat bimbingan dan pelatihan yang diajarkan kepada kami. Alhamdulillah kesalahan dalam proses pembuatan roti bisa teratasi dengan baik," kata Idah, dengan penuh senyum, Kamis (28/8/2025).

Idah berangan-angan, saat bebas nanti ia bisa mempraktikkan hasil pelatihan pembuatan roti yang ia peroleh selama di dalam tahanan, untuk melanjutkan kehidupan saat kembali ke masyarakat nanti.

"Kalau saya sudah bebas nanti, saya punya rencana untuk bisa membuka toko roti bersama keluarga di kampung halaman. Dengan seizin Allah, saya berharap mimpi manis tersebut bisa terlaksana," ucapnya dengan wajah penuh harap.

Dukungan penuh pun diberikan oleh Kepala Lembaga Permasyarakatan (Kalapas) Kelas IIB Indramayu, Fery Berthoni, kepada sosok Idah dan warga binaan perempuan lainnya di Lapas Indramayu.

Salah satu program pembinaan didalam Lapas adalah memberikan pelatihan dan ketrampilan kerja, khususnya bagi warga binaan perempuan, adalah pelatihan tata boga pembuatan roti.

Menurut Fery Berthoni, pelatihan tataboga pembuatan roti, didukung penuh oleh program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari Pertamina RU VI Balongan Indramayu.

"Program ini telah memberikan manfaat nyata bagi warga binaan, mulai dari pelatihan, penyediaan sarana dan prasarana, hingga pendampingan dan pemasaran hasil produk," terang Fery Berthoni.

Tidak hanya pelatihan membuat roti saja, warga binaan Lapas perempuan juga diajarkan cara membuat kue kering, naster dan aneka cemilan yang lainnya.

Kegiatan ini dinilai berdampak positif, baik dalam pembinaan keterampilan maupun dalam mendukung pengembangan UMKM di Indramayu serta mewujudkan program Indramayu Reang sebagai bagian dari penguatan ekonomi kerakyatan.

"Hasil produksi roti dan yang lainnya sudah bisa dinikmati oleh para warga binaan maupun keluarga warga binaan dengan membeli di kantin maupun koperasi Lapas Indramayu," ucap Fery.

Fery berharap kerja sama ini dapat terus dilanjutkan sehingga hasil dari kegiatan pembinaan semakin berkembang dan mampu mendukung perekonomian daerah.

“Semoga program TJSL ini, bisa terus berlanjut agar warga binaan memiliki bekal keterampilan untuk berwirausaha setelah bebas nanti," katanya.

Sementara itu, Andromedo Cahyo Purnomo selaku Officer I CSR RU VI Balongan, mengatakan program pembinaan atau pelatihan tata boga pembuatan roti sudah berlangsung selama 2 tahun berjalan.

Dalam kurun waktu tersebut, warga binaan perempuan Lapas Indramayu, dilatih cara membuat berbagai macam olahan makanan, termasuk pembuatan roti aneka rasa.

"Alhamdulillah, hasil dari pembuatan roti tersebut sudah bisa dinikmati di kantin Lapas Indramayu dengan harga yang terjangkau," ucap Edo.

Harapannya, dengan pelatihan pembuatan roti ini, warga binaan perempuan Lapas Indramayu termasuk Idah, bisa mempraktekkannya langsung saat keluar dari Lapas nanti.

"Saya berharap ilmu yang sudah didapatkan di dalam Lapas ini, bisa diterapkan di lingkungan masyarakat nanti. Dan bisa dijadikan referensi usaha membuka toko roti dikampung halaman," ujarnya. (*) 

Editor : Tomi Indra Priyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut