Relokasi SPM 35.000 DWT, Kilang Balongan Perkuat Ketahanan Energi Nasional
INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id - Kilang Pertamina Balongan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, memiliki peran vital dalam mendukung perekonomian nasional. Kilang ini bertugas memproduksi sekaligus menyuplai kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Ibu Kota Jakarta serta wilayah Jawa Barat dan Banten.
Salah satu fasilitas penunjang utama adalah Single Point Mooring (SPM), yakni sarana penerima suplai bahan baku berupa Naptha dan Crude Oil (minyak mentah) dari kapal untuk kemudian dialirkan ke tangki darat. Kilang Balongan saat ini memiliki tiga SPM, yaitu SPM 17.500 DWT, SPM 35.000 DWT, dan SPM 165.000 DWT.
General Manager PT KPI RU VI Balongan, Yulianto Triwibowo, menegaskan pentingnya fasilitas tersebut.
“Sebanyak 70 persen kebutuhan Naptha diolah melalui SPM 35.000 DWT. Sementara 90 persen minyak mentah disalurkan melalui SPM 165.000 DWT dari kapal menuju unit CDU. Tanpa SPM, tidak akan ada pasokan feed ke kilang,” jelasnya, Kamis, 11 September 2025.
Hal senada diungkapkan Manager Refinery Business Operation (RBO), Astri Agustiana Sari. Ia menyebut, SPM juga mendukung diversifikasi produk, seperti Diesel-X berkadar sulfur rendah yang perdana dilifting pada Februari 2025 melalui SPM 17.500 DWT untuk PT Freeport Indonesia. Selain itu, bahan blending Pertalite dari TPPI Tuban juga masuk lewat SPM 35.000 DWT.
"Bahkan, SPM 35.000 DWT juga bisa digunakan untuk loading produk jadi seperti HOMC dan Pertamax. Jadi keberadaannya sangat penting bagi kelancaran bisnis dan distribusi kilang,” ujar Astri.
Sebagai bentuk dukungan terhadap keberlangsungan bisnis Pertamina Group, posisi SPM 35.000 DWT telah direlokasi ke titik baru. Langkah ini dilakukan karena lokasi lama berdekatan dengan rencana pembangunan anjungan migas lepas pantai OO-OX milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
Relokasi dilakukan berdasarkan kajian risiko sekaligus untuk mematuhi regulasi Daerah Terbatas dan Terlarang (DTT) dari Kementerian ESDM, yang mensyaratkan jarak aman antar fasilitas migas di offshore.
General Manager Project Balongan, Muhammad Ramdhan, menyampaikan proyek relokasi berlangsung pada Oktober 2024–Agustus 2025 dengan hasil memuaskan.
“Proyek berjalan lancar berkat sinergi Project Balongan dan Kilang Balongan bersama kontraktor. Hasilnya zero fatality, zero pollution, dengan kualitas sesuai visi misi PT Kilang Pertamina Internasional,” katanya.
Area Manager Communication, Relation and CSR PT KPI RU VI Balongan, Mohamad Zulkifli, menambahkan, selama pengerjaan proyek, komunikasi dengan masyarakat dan instansi terkait tetap dikedepankan.
“Sosialisasi dilakukan kepada masyarakat dan perhubungan laut. Operasional kilang pun berjalan aman dan lancar tanpa kendala,” jelasnya.
Relokasi ini memberi peluang tambahan pasokan natural gas dari lapangan baru PHE ONWJ (Anjungan OO-OX), sehingga operasional PT KPI lebih optimal sekaligus kompetitif dari sisi harga.
Langkah strategis tersebut sekaligus mempertegas komitmen Kilang Balongan dalam menjaga ketahanan energi nasional, sejalan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya poin kedua, yakni mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada energi. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto