Empat Dekade Menjaga Rasa, Sate Dlamer Indramayu Tetap Jadi Primadona Kuliner
INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id – Di Desa Jangga, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, terdapat sebuah warung sate legendaris yang telah memanjakan lidah pecinta kuliner sejak tahun 1984. Warung tersebut dikenal dengan nama Sate Dlamer, yang kini dikelola oleh generasi kedua, Mimi Nini.
Sate Dlamer bukan sekadar warung biasa. Ia menyimpan kisah tentang perjalanan panjang sebuah keluarga dalam mempertahankan resep turun-temurun. Mimi Nini menceritakan, awalnya usaha ini dikenal dengan nama Bakso Bambu. Namun, setelah pindah lokasi dan sang ibu yang merintis usaha ini meninggal dunia, nama warung diganti menjadi Sate Dlamer.
Nama "Dlamer" berasal dari plesetan panggilan kecil sang ibu, yang kemudian diabadikan untuk mengenang jasa dan perjuangannya.
“Dulu awalnya terkenal dengan nama Bakso Bambu. Setelah pindah ke sini dan Ibu meninggal, kami ganti namanya jadi Sate Dlamer untuk mengenang beliau,” jelas Mimi Nini, Selasa, 16 September 2025.
Selama lebih dari empat dekade, Sate Dlamer berhasil mempertahankan cita rasa khas yang membuat pelanggannya terus kembali. Dalam sehari, warung ini mampu menghabiskan 15 kilogram daging sapi dan kambing, serta 2-3 kilogram daging ayam.
Menu yang ditawarkan juga beragam, mulai dari sate ayam, sate kambing, sate sapi, empal, sop, hingga ayam bakar. Semua disajikan dengan bumbu yang diracik secara tradisional.
“Harganya mulai Rp3.000 sampai Rp25.000. Sate ayam Rp3.000 per tusuk, yang lain Rp5.000-an. Kalau empal Rp20.000, ayam bakar Rp25.000,” ungkap Mimi Nini.
Harga yang terjangkau menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Tak heran, banyak pembeli yang datang dari berbagai daerah, bahkan dari luar Indramayu.
Warung Sate Dlamer buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 19.00 WIB, kecuali jika pemilik memiliki keperluan mendesak. Lokasinya yang strategis di Desa Jangga membuat tempat ini mudah dijangkau oleh wisatawan maupun warga lokal.
“Buka setiap hari dari jam 8 pagi sampai jam 7 malam,” kata Mimi Nini.
Di waktu makan siang, aroma sate yang dibakar di atas bara api menyambut para pengunjung yang datang. Asap tipis yang mengepul dan suara tusukan sate yang diputar di atas arang menjadi pemandangan khas yang membangkitkan selera. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto