get app
inews
Aa Text
Read Next : TACB Indramayu Sesalkan Perubahan Warna Pendopo Kecamatan Sindang

Juara 1 KTIQ MTQ Indramayu, Vika Suarakan Isu Fatherless Lewat Momentum Hari Ayah Nasional

Sabtu, 15 November 2025 | 12:28 WIB
header img
Vika Oktaviani, Juara 1 Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ) di acara Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Kabupaten Indramayu. (Foto: Istimewa)

INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id - Vika Oktaviani tampil gemilang pada Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Kabupaten Indramayu yang digelar 11–13 November 2025 di GOR Singalodra, Kecamatan Sindang. Ia meraih juara 1 cabang Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ) setelah mengangkat isu krusial yang jarang disentuh: fenomena fatherless atau hilangnya peran ayah dalam keluarga.

Vika memanfaatkan momen MTQ yang bertepatan dengan Hari Ayah Nasional untuk menghadirkan gagasan bertajuk “Memerangi Fenomena Fatherless dengan Meneladani Nilai-Nilai Qur’ani”. Baginya, karya tersebut bukan sekadar kompetisi, melainkan suara tulus seorang anak yang ingin menyampaikan pesan penting bagi para orang tua.

“Inti gagasan saya berangkat dari maraknya isu fatherless saat ini. Saya mewawancarai beberapa narasumber yang mengalami fatherless karena kematian, perceraian, maupun keluarga yang utuh tetapi ayahnya tidak menjalankan peran,” kata Vika, Sabtu, 15 November 2025.

Ia menyebutkan, fenomena fatherless tidak boleh dianggap sepele karena berdampak langsung pada perkembangan emosional dan karakter anak. Karena itu, Vika memasukkan pendekatan nilai Qur’ani sebagai fondasi penyelesaian masalah.

“Q.S. Al-Isra ayat 23–24 mengajarkan kewajiban anak menghormati orang tua, tapi kita juga tidak boleh lupa bahwa hak anak pun harus dipenuhi. Dari situlah saya melihat bahwa peran ayah itu fundamental dan harus disadarkan kembali,” ujarnya.

Vika menyusun karya ilmiahnya dengan struktur sederhana: pendahuluan, pembahasan, dan penutup sesuai arahan panitia. Namun kesederhanaan itu tidak mengurangi kedalaman gagasan dan ketajaman analisis yang ia tawarkan. Ia tidak hanya memotret masalah, tetapi juga merumuskan solusi berbasis nilai-nilai kebaikan Al-Qur’an.

“Yang membuat karya ini berbeda adalah isu yang saya angkat sangat dekat dengan realita hari ini. Saya tidak berhenti pada kritik, tapi menawarkan solusi Qur’ani agar ayah dapat kembali pada perannya yang mulia,” imbuhnya.

Karyanya dianggap mampu menyentuh dua sisi sekaligus: sisi ilmiah dan sisi emosional. Pesannya bagi masyarakat pun tegas, setiap anak berhak mendapatkan figur ayah yang hadir secara fisik dan batin sebagai pondasi tumbuh kembang mereka. (*)

Editor : Tomi Indra Priyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut