Rencana Relokasi Kampung Nelayan Indramayu Jadi Solusi Penanggulangan Banjir
INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id – Pemerintah berencana merelokasi kampung nelayan sebagai bagian dari upaya penanggulangan banjir yang kerap melanda wilayah pesisir Pantai Eretan, Kabupaten Indramayu.
Program relokasi tersebut dilakukan melalui pembangunan hunian baru dengan dukungan Kementerian Sosial serta Pemerintah Kabupaten Indramayu.
Bupati Indramayu Lucky Hakim mengatakan, saat ini sebanyak 90 unit rumah telah selesai dibangun. Lahan disediakan oleh pemerintah daerah, sementara pembangunan rumah dilaksanakan oleh Kementerian Sosial.
"Ke depan, pemerintah daerah kembali menyiapkan sekitar 200 unit rumah tambahan yang direncanakan menjadi kawasan kampung nelayan terpadu," ucapnya Jumat, 19 Desember 2025.
Selain pembangunan hunian tapak, pemerintah juga mengkaji rencana pembangunan rumah susun (rusun) khusus nelayan. Konsep hunian vertikal dinilai lebih hemat lahan serta memungkinkan nelayan tetap tinggal tidak jauh dari lokasi permukiman semula.
Target relokasi dibatasi maksimal dua kilometer, bahkan diupayakan hanya sekitar satu kilometer dari tempat tinggal awal nelayan.
“Relokasi tidak boleh terlalu jauh agar nelayan tetap bisa menjalankan aktivitasnya. Prinsipnya, mereka tetap bisa berkumpul dan kehidupannya justru menjadi lebih baik,” ujar Lucky Hakim.
Untuk rencana pembangunan rusun, Pemda Indramayu telah menyiapkan lahan seluas sekitar 2 hingga 2,7 hektare yang berpotensi dibangun dua tower dan mampu menampung ratusan kepala keluarga.
Namun demikian, pemerintah menegaskan bahwa aspek budaya dan kebiasaan hidup nelayan menjadi pertimbangan utama sebelum konsep hunian vertikal benar-benar diterapkan.
"Pemda Indramayu juga berkomitmen menyediakan anggaran pembebasan lahan setiap tahun guna mendukung relokasi bertahap," katanya.
Apabila konsep rusun dinilai kurang sesuai, pemerintah memastikan pengembangan kawasan secara horizontal tetap akan dilakukan dengan penataan yang lebih baik dan terencana.
Penanggulangan banjir juga dilakukan secara paralel melalui pembangunan tanggul, peninggian jalan, serta pembongkaran rumah-rumah kosong di kawasan rawan banjir. Lahan yang telah dibersihkan rencananya akan ditanami mangrove sambil menunggu penataan lanjutan.
Lucky Hakim menyebut, progres penanganan banjir dan relokasi warga berjalan lancar tanpa penolakan berarti. Hal tersebut tidak lepas dari sosialisasi intensif yang dilakukan oleh camat, anggota DPRD, tokoh masyarakat, serta para guru.
“Secara teknis maupun psikologis tidak ada kendala. Warga juga memahami bahwa hidup dalam kondisi banjir terus-menerus tidak nyaman, sehingga solusi ini diterima dengan baik,” ujarnya.
Pemerintah berharap program relokasi kampung nelayan ini tidak hanya menjadi solusi penanggulangan banjir, tetapi juga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat pesisir Indramayu melalui lingkungan yang lebih tertata, sehat, dan berkelanjutan. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto