Indramayu,
Sejumlah pedagang gas elpiji 3 kilogram (gas melon) yang diduga berasal dari luar daerah kabupaten Indramayu 'menyerbu' sejumlah wilayah perbatasan. Mereka bergerilya menjual gas 3 kilogram ke sejumlah toko-toko atau pengecer elpiji 3 kilogram di empat Kecamatan yang letaknya di wilayah perbatasan antara Kabupaten Indramayu-Subang.
Empat kecamatan itu meliputi Kecamatan Gantar, Haurgeulis, Sukra dan Kecamatan Anjatan.
H. Jaki salasatu pemilik pangkalan elpiji di wilayah Kecamatan Sukra Kabupaten Indramayu mengeluhkan maraknya pedagang elpiji luar kabupaten yang masuk ke Indramayu. Mereka menjual elpiji dengan menggunakan motor atau mobil pick up.
"Kebanyakan yang jual elpiji berasal dari wilayah Kabupaten Subang. Mereka menjual elpiji dengan harga eceran tertinggi (HET) Subang," kata dia Kamis (21/4/2022).
Seperti diketahui HET elpiji 3 kg di wilayah Kabupaten Subang sebesar Rp16 ribu, sementara itu HET elpiji 3 kg di Kabupaten Indramayu sebesar Rp19 ribu. Selisih harga ini, dimanfaatkan oleh pedagang elpiji asal Subang untuk menjual ke lokasi lintas wilayah.
"Impor elpiji dari pedagang asal Subang ini sudah terjadi kurang lebih satu bulan terakhir," kata dia.
Hal senada juga diungkapkan oleh H. Kartawi pemilik pangkalan asal desa Wanakaya Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu. Akibat maraknya pedagang elpiji lintas wilayah, stok elpiji di pangkalan miliknya pun mengalami penurunan penjualan.
Jika dalam 1 minggu, bisa menjual 200-300 tabung elpiji 3 kg, kini hanya bisa menjual gas elpiji sebanyak 100-150 tabung gas elpiji.
"Warung serta toko yang menjual eceran elpiji, lebih memilih membeli ke pedagang keliling asal Subang. Akibatnya penjualan pangkalan mengalami penurunan lebih dari 50 persen," kata dia.
Kartawi berharap, kepada lembaga yang berwenang untuk menertibkan sistem penjualan dan distribusi pemasaran gas elpiji di wilayah Kabupaten Indramayu. Sehingga pedagang asal wilayah lain yang berbeda kabupaten, tidak dapat menjual ke kabupaten Indramayu. (safaro)
Editor : Tomi Indra Priyanto