Kembangkan Padi MSP, PDIP Libatkan Petani Milenial Kuningan

Andri Yanto
Kader PDIP Perjuangan melibatkan para petani milenial di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dalam mengembangkan padi varietas MSP. Foto: Andri

KUNINGAN,iNewsIndramayu.id – Kader PDIP Perjuangan melibatkan para petani milenial di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dalam mengembangkan padi varietas MSP. Hal ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan lokal, sekaligus swasembada padi di daerah.

Hal itu diketahui saat panen raya padi varietas MSP65 di Desa Jambar, Kecamatan Nusaherang, Kuningan, Jumat (17/3/2023). Setidaknya ada lahan seluas 5 hektare sawah yang ditanami padi varietas MSP.

“Kita ingin bersama para petani, untuk ikut andil berkontribusi pemikiran bahwa pangan memang harus menjadi primadona kita di Kuningan. Apalagi di sini memiliki titik mata air yang cukup besar, bahkan ada yang digunakan oleh PDAM,” kata Anggota Fraksi PDIP DPRD Kuningan, Rana Suparman selaku perwakilan partai dari Dapil V Kuningan.

Selain soal padi MSP, lanjutnya, Anggota DPR Muhamad Nurdin selalu menitipkan kaitan dengan tata ruang. Sebab di Dapil V Kuningan adalah kawasan pegunungan, sehingga harus betul-betul selalu terjaga.

“Kemudian kita juga mendorong hasrat petani milenial, tadi sudah berkomunikasi dengan kelompok tani muda di bawah usia 35 tahun, ada sebanyak 100 orang lebih. Lalu menyampaikan terkait pupuk, keterbatasan pupuk dan harga yang naik. Nah ketika pupuk langka, kita belum terbiasa mengolah sendiri kebutuhan pupuk organik,” bebernya.

Atas temuan persoalan di lapangan itu, pihaknya meminta, agar Dinas Pertanian melakukan pemberdayaan. Yakni pelatihan terkait pengelolaan pupuk organik.

“Dinas pertanian harus benar-benar fokus, supaya memanfaatkan bahan-bahan di wilayah masing-masing untuk diolah menjadi pupuk organik. Ini juga menjadi momen bagi kita, untuk menumbuhkan kembali pupuk organik seperti masa lalu,” ujarnya.

Namun, kata Rana, hal itu butuh pendampingan. Supaya para petani milenial menjadi pelopor di desa untuk membuat pupuk organik.

“Jadi keterbatasan pupuk itu dikeluhkan oleh petani. Seolah-olah sudah dibatasi sekian-sekian, sudah mah dibatasi harus menunggu juga pupuknya, ini keluhan yang kita serap dari petani. Ini temuan di lapangan, akan kami sampaikan untuk jadi bahan pertimbangan kepada pemerintah daerah,” bebernya.

Dia memperkirakan, untuk lahan persawahan di Desa Jambar seluas 120 hektare. Namun yang baru digarap untuk ditanam padi varietas MSP hanya 4 hektare.(*)

Editor : Tomi Indra Priyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network