GARUT, iNewsIndramayu.id - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI mendorong agar ragam pangan masuk dalam muatan lokal sejumlah sekolah di Kabupaten Garut. Melalui program merdeka belajar, para siswa setingkat SD, SMP, hingga SMA sederajat diharapkan bisa mendapat pengetahuan mengenai ragam pangan beserta teknologi pertanian yang bersifat tradisional dan modern.
Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) Kemendikbud Ristek, Sjamsul Hadi menyampaikan, peran muatan lokal terkait pertanian sangat penting, karena dapat menunjang program ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah. Menurutnya, melalui muatan lokal ini, para siswa juga dapat memahami nilai-nilai kearifan lokal di bidang pertanian sejak dini.
"Di dunia pendidikan kami mendorong adanya muatan lokal berkaitan tentang ragam pangan. Bagaimana teknologi tradisional, kemudian nilai-nilai kearifan memanfaatkan pupuk yang berasal dari alam (organik), tidak melulu harus melalui bahan kimia," ujar Sjamsul Hadi usai menjadi pembicara dalam Dialog Peran Negara dan Masyarakat dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan Berbasis Kearifan Lokal di Garut, Minggu (14/5/2023).
Ia mengungkapkan, manfaat lain dari pemberlakuan muatan lokal melalui bidang pendidikan adalah sebagai cara lain meneruskan pengetahuan pangan dan pertanian kepada generasi penerus. Selama ini, kata dia, praktek transfer ilmu pengetahuan teknik pertanian tradisional di masyarakat Garut telah mengalami pergeseran, karena adat dan tradisi mulai terkikis khususnya di wilayah perkotaan.
"Sebetulnya eksistensi dari tradisi pertanian di wilayah Garut masih cukup kuat, seperti tradisi mengenai syukuran atas panen yang melimpah dan sebagainya. Namun kondisi tersebut di masyarakat perkotaan Garut nampaknya ada pergeseran," katanya.
"Kami dari Kemendikbud Ristek berupaya melakukan intervensi transfer pengetahuan dari yang tua ke yang muda, supaya pemahaman petani dengan kearifan lokal secara berkelanjutan tersampaikan kepada generasi penerus. Dengan demikian lumbung-lumbung pangan di Garut tetap lestari, sehingga kedaulatan pangan dapat terjaga dengan baik," sambungnya.
Terkait kedaulatan pangan di daerah, Sjamsul Hadi menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo pada Juni 2022 lalu memberikan arahan mengenai pentingnya menjaga ketahanan pangan pada setiap daerah Indonesia. Instruksi itu diberikan agar Indonesia mampu bertahan dari ancaman krisis pangan global.
"Indonesia merupakan negara dengan potensi pertanian yang luar biasa, memiliki perikanan melimpah, hingga tradisi dan adat istiadat yang kaya. Tentu semua yang dimiliki itu dapat dimanfaatkan untuk menjaga kedaulatan dan ketahanan pangan. Sumber pangan bukan hanya beras, tapi ada sagu, jagung, dan bahan makanan lain yang dapat dimanfaatkan," ungkapnya.
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah, mendorong agar Pemerintah Kabupaten Garut memetakan jenis sumber makanan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ketahanan pangan. Ia juga meminta konsistensi Pemkab Garut dalam menjaga ketahanan pangan di daerah.
"Bukan tidak mungkin ke depan Garut bisa menjadi penyangga pangan di wilayah kabupaten sekitarnya. Misalnya jangan sampai Garut beli beras ke Bandung. Lalu Garut beli ikan ke Bandung, padahal Garut punya laut dan pantai sepanjang 42 km sementara Bandung tidak," ujarnya.
"Makanya sistem ketahanan pangan di daerah, khususnya Garut, mesti dipetakan agar secara konsisten menghasilkan bahan makanan melimpah," pungkasnya. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait