INDRAMAYU,iNewsIndramayu.id – Sejumlah sapi milik peternak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, tiba-tiba mati secara misterius. Peristiwa kematian sejumlah sapi pada Sabtu (18/11) pagi, lokasinya berada di Desa Karangkerta, Kecamatan Tukdana, Indramayu.
Tercatat, sebanyak 6 ekor sapi milik peternak setempat mati mendadak. Sapi yang mati mengeluarkan busa di bagian mulut hingga kejang-kejang.
Salah seorang peternak, Ramini (50) saat ditemui awak media, mengaku, jika saat memberi pakan ternak pada pagi hari melihat sapi tiba-tiba kejang. Bahkan mengeluarkan busa dari bagian mulut sapi.
“Kondisi sehari sebelum kejadian, sapi-sapi tersebut dalam keadaan sehat dan tidak mengalami gejala apa pun. Tapi aneh esok harinya dalam keadaan sekarat, kejang-kejang sampai mengeluarkan busa di mulut,” ungkapnya, Minggu (19/11).
Dirinya merasa aneh, atas kejadian yang dianggap janggal karena tiba-tiba 6 ekor sapi mati mendadak. Justru saat sebelum sapi mati, terlihat ada ubi yang bercampur dalam pakan ternak yang disediakan.
“Jadi ubi tersebut berwarna agak kekuningan kaya ada bekas campuran bahan apa gitu, saya juga tidak tahu ubi itu dari mana. Mungkin sapi-sapi tersebut keracunan makanan hingga mengalami kejang-kejang dan keluar busa dimulutnya,” ujarnya.
Atas kematian 6 ekor sapi, pihaknya mengalami kerugian yang ditaksir ratusan juta rupiah. Adapun 6 ekor sapi yang mati sudah dikuburkan secara bersamaan dekat kendang ternak.
Sementara itu, Tim Dinas Peternakan Kabupaten Indramayu dan Kementerian Pertanian Lab Kesehatan Hewan Subang mendatangi lokasi kejadian. Hal ini untuk memastikan penyebab kematian sejumlah sapi tersebut.
“Kami mengambil sampel makanan yang biasa dimakan oleh sapi, guna memastikan penyebab kematian sapi-sapi tersebut. Ada beberapa kemungkinan penyebab kematian 6 sapi tersebut yaitu karena keracunan atau terkena wabah penyakit antraks,” ujar drh Ali dari Kementerian Pertanian Lab Kesehatan Hewan Kabupaten Subang.
“Kami akan melakukan penelitian terlebih dahulu, sebelum mengambil keputusan terkait matinya sapi. Semoga saja bukan wabah penyakit antraks yang menakutkan para peternak,” tutupnya.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait