get app
inews
Aa Text
Read Next : Satpol-PP Amankan 6 Pasangan Mesum di Kos-kosan Cirebon, Satu Masih Pelajar

Pasangan Menjadi Ayah atau Ibu, Konsep Berpasangan yang Sangat Keliru

Jum'at, 20 Oktober 2023 | 20:43 WIB
header img
Mau mencari pasangan atau orang tua baru nih? (Femina)

INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id Pasangan kita ya pada dasarnya adalah sosok yang menjadi pendamping hidup kita.

Entah seumuran, lebih tua, atau bahkan berondong (lebih muda), intinya ketika kita telah menganggapnya atau menjadikannya sebagai pasangan, ya fix ia adalah pasangan.

Sehingga apabila sudah dianggap demikian, seyogyanya kita pun harus berekspektasi agar ia memberikan perhatian dan rasa kasih sayangnya layaknya seperti perhatian dan kasih sayang seorang pacar atau istri atau suami pada umumnya.

Ironisnya, kita sering kali melihat seseorang yang menginginkan pasangannya memberikan perhatian dan kasih sayang layaknya seperti ayah atau ibunya.

Pasangan Bukan Orang Tua


Orang tua dan pasangan memiliki perhatian dan kasih sayang yang berbeda (Foto: Bridestory)

 

Sekilas, keinginan ini terlihat sangat ‘sweet.’ Tapi kalau kita telaah lebih dalam lagi, keinginan sekaligus konsep ini sangatlah keliru.

Oke, oke. Kami paham terhadp sosok yang menginginkan kasih sayang seperti ini dikarenakan ketika kecil ia kurang atau bahkan sama sekali tidak merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Dan kami turut prihatin dengan mereka yang mengalami hal tersebut.

Namun pada akhirnya, Pasangan bukanlah pengganti orang tua. Ingat loh! Kita sudah menganggap dan mengikatnya sebagai pasangan.

Mau ia usianya 30 atau 50 tahun lebih tua pun, tetap saja ia adalah PASANGAN.

Analoginya sama saja kita sudah menganggap teman perempuan seperti adik sendiri.

Terlepas orang lain melihat kita seperti sudah pacaran dengan teman perempuan tersebut, namun tetap saja kedekatan kita dengannya yang super dekat itu adalah kedekatan layaknya kakak dan adik.

Mustahil Memberikan Perhatian dan Kasih Sayang Layaknya Orang Tua

Oke nih katakanlah keinginan kita tersebut terkabulkan. Ia sudah ikhlas untuk menjadi pasangan yang juga selayaknya orang tua kita.

Tapi ya tetap saja pada akhirnya, seluruh perhatian dan rasa kasih sayang tersebut akan jauh berbeda baik rupanya atau rasanya dari perhatian dan kasih sayang yang orang tua berikan.

Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan dari awal peranan masing-masingnya sudah ditetapkan.

Orang tua dari awal sudah dikodratkan untuk menjalankan peranannya sebagai orang tua.

Sehingga dengan peranan yang sudah ditetapkan tersebut, alhasil seluruh curahan perhatian dan kasih sayangnya secara “default” sudah dalam mode orang tua.

Sedangkan pasangan, sekali lagi terlepas mungkin ia memiliki tipikal usia orang tua pada umumnya, tetap saja secara default mereka telah ditetapkan untuk menjadi pendamping hidup.

Yang alhasil membuat seluruh curahan perhatian dan kasih sayangnya layaknya seperti seorang pasangan. Alias 2 individu asing yang menjadi dekat setelah jatuh cinta satu sama lain.

Mulai Rubah Mindset dan Prioritas

Nah berdasarkan seluruh pembahasan tersebut, maka ada baiknya dari sekarang kita mulai rubah mindset/prioritas kita.

Maksudnya di sini, apa niatan awal kita? Apabila memang ingin mencari pasangan yang ingin menjadi pendamping hidup yang bisa menjadi suami atau istri, maka mulai anggap dan perlakukanlah seperti demikian.

Namun apabila prioritas kita memang masih ingin merasakan rasa kasih sayang orang tua, maka ada baiknya kita tidak terburu-buru untuk mencari pasangannya.

Semoga pembahasan ini bermanfaat.

Editor : Tomi Indra Priyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut