SPPG Pilangsari Majalengka: Bukan Sekadar Bagi Makan, Tapi Ajarkan Anak Pola Gizi Sehat
MAJALENGKA, iNewsIndramayu.id, - Layanan Kesatuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Jati Manunggal Sejahtera di Desa Pilangsari, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, bukan sekadar dapur umum yang membagikan makanan gratis.
Sejak mulai beroperasi pada 22 Juli 2025, SPPG ini justru tampil sebagai ruang pembelajaran pola makan sehat bagi ribuan anak sekolah.
Kepala SPPG Rudi Irawan menegaskan, program ini dirancang untuk memperkenalkan kebiasaan makan bergizi dan seimbang sejak dini kepada para penerima manfaat.
“Yang kami tanamkan bukan cuma kenyang, tapi juga bagaimana anak terbiasa mengonsumsi makanan yang bervariasi, bergizi, dan aman dikonsumsi,” ujarnya, Sabtu (26/07/2025).
Layanan ini menjangkau lebih dari 4.000 penerima manfaat, termasuk siswa dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA dari lima desa sekitar: Pilangsari, Jatiraga, Jatitengah, Sumberkulon, dan Sumberwetan. Dari total itu, sekitar 3.596 adalah siswa sekolah.
Menu Harian Disusun untuk Menarik dan Mendidik
Setiap hari, menu yang disajikan berbeda. Tujuannya bukan hanya mencegah kebosanan, tetapi juga mengajarkan keberagaman pangan. Contohnya, menu hari ini berupa ayam asam manis, labu siam, tempe, dan buah jeruk. Namun, pihak SPPG tetap membuka ruang evaluasi terhadap respons anak-anak terhadap menu.
“Dari hasil pemantauan sejak hari pertama, ayam goreng dan telur ceplok jadi favorit anak-anak. Tapi untuk sayur masih rendah peminat. Ini tantangan kami. Maka kami terus lakukan pendekatan agar anak bisa lebih terbuka dengan sayuran,” ungkap Rudi.
Bukan Sekadar Logistik, Tapi Intervensi Sosial
Lebih dari sekadar memasak dan membagikan makanan, SPPG Pilangsari punya misi sosial: merubah cara pandang masyarakat soal gizi. “Selama ini masyarakat cenderung mengejar porsi besar. Di sini, kami edukasi bahwa makan sehat bukan soal banyaknya, tapi kandungan gizinya,” jelasnya.
Upaya itu dilakukan secara bertahap. SPPG juga mulai berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk mendata anak-anak yang memiliki alergi makanan, agar pelayanan bisa lebih aman dan personal. “Tidak bisa dipukul rata. Kita tidak paksakan anak yang punya alergi tetap makan menu yang bisa berisiko,” katanya.
Distribusi Efisien, Pagi untuk TK-SD, Siang untuk SMP-SMA
Proses memasak dimulai sejak pukul 05.00 pagi. Untuk siswa TK dan SD, makanan sudah siap dibagikan mulai pukul 07.00. Sementara jenjang SMP dan SMA mendapatkan jatah makan siang. Mekanisme ini dibuat agar makanan tetap segar dan sesuai kebutuhan jam makan anak.
SPPG Pilangsari menjadi model layanan pangan bergizi yang bukan hanya memberi makan, tetapi juga membentuk kebiasaan makan baru di tengah masyarakat.
Edukasi gizi dilakukan lewat praktik langsung: membiasakan anak-anak menyantap menu seimbang, membangun preferensi terhadap makanan sehat, dan perlahan mengubah persepsi tentang arti “kenyang”.
Editor : Tomi Indra Priyanto