get app
inews
Aa Text
Read Next : Pilwu Serentak Indramayu Diprediksi Diguyur Hujan, BMKG Imbau Warga Waspada

Jembatan Talang Kombo, Saksi Bisu Sejarah dan Mobilitas Warga Indramayu

Selasa, 30 September 2025 | 11:18 WIB
header img
Potret Jembatan Talang Kombo di Desa Kombo, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu. (Foto: iNewsIndramayu.id/Wahyu Topami)

INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id - Di tengah hamparan persawahan Desa Kombo, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, berdiri sebuah jembatan tua yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah. Dikenal sebagai Jembatan Talang Kombo, infrastruktur ini telah menghubungkan Kecamatan Terisi dan Cikedung selama hampir satu abad. Meski berusia senja, fungsinya tetap vital sebagai jalur utama aktivitas warga, mulai dari mobilitas harian hingga distribusi hasil pertanian.

Bagi warga sekitar, Jembatan Talang Kombo bukan sekadar sarana penyeberangan. Ia menjadi bagian dari identitas dan denyut kehidupan masyarakat.

“Saya lahir sudah ada jembatan ini. Bapak saya bilang, kakek buyut saya sudah melintasinya. Kami yakin ini peninggalan zaman Belanda,” ungkap salah satu masyarakat Desa Kombo, Jamal (48), Selasa, 30 September 2025.

Secara fisik, Talang Kombo memadukan rangka baja tua dan lantai kayu, mencerminkan desain khas era kolonial Belanda sekitar tahun 1900–1930-an. Rangka baja yang diyakini diimpor dari Eropa ini masih kokoh menopang beban, sementara lantai kayu harus rutin diganti untuk menjaga keamanan pengguna.

“Lantainya memang harus sering diganti. Kalau sudah lapuk, bahaya. Tapi selama lantai kayunya terawat, strukturnya dari zaman dulu tidak pernah goyah,” jelas Jamal.

Selain sebagai jalur penyeberangan, posisi jembatan di area persawahan menunjukkan bahwa dulu ia juga berfungsi dalam sistem irigasi kolonial, yang menjadi prioritas utama pemerintah Hindia Belanda.

Talang Kombo menjadi penghubung utama antara dua kecamatan, mempersingkat waktu tempuh perjalanan bagi warga. Setiap hari, jembatan ini dilintasi ratusan pengguna, mulai dari petani yang membawa hasil panen, pedagang, hingga pelajar yang menuju sekolah.

“Kalau jembatan ini putus, wah, putus juga akses ekonomi kami. Kami harus memutar jauh sekali, bisa dua kali lipat waktunya,” keluh Jamal.

Keberadaan jembatan ini menjadikan Desa Kombo sebagai titik sentral mobilitas di Indramayu bagian selatan. Putusnya jembatan akan berdampak langsung pada kelancaran distribusi hasil pertanian dan perekonomian warga.

Meski Talang Kombo tetap berdiri kokoh, usia tua membuatnya membutuhkan perhatian ekstra. Warga berharap pemerintah daerah terus melakukan perawatan rutin agar jembatan ini tetap aman digunakan sekaligus terjaga nilai sejarahnya.

"Kami bangga punya jembatan tua yang kuat ini, tapi perawatan harus terus dilakukan. Kami ingin anak cucu kami juga bisa melihat bukti sejarah ini, sekaligus memanfaatkannya untuk hidup sehari-hari,” pungkas Jamal. (*)

Editor : Tomi Indra Priyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut