Petambak Garam di Indramayu Keluhkan Saluran Air Tertutup dan Jalan Rusak
INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id – Petambak garam di Blok Babajaring, Desa Kertawinangun, Kabupaten Indramayu, mengeluhkan berbagai kendala yang menghambat produksi garam. Mulai dari saluran air yang tertutup hingga jalan produksi yang rusak parah.
Menurut salah satu petambak garam, Khaeri, kondisi tersebut sudah terjadi bertahun-tahun dan berdampak langsung terhadap hasil panen garam di wilayahnya.
“Saluran air tertutup, jadi air asin yang jadi bahan baku garam malah tercampur dengan air tawar dari pembuangan sawah warga,” ungkap Khaeri, Selasa, 21 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, luas lahan tambak yang terdampak mencapai 20,44 hektare. Campuran air tawar membuat kualitas garam menurun dan mengancam keberlangsungan ekonomi petambak setempat.
Selain itu, tanggul pembatas antara tambak garam dan area pertanian juga memerlukan perbaikan segera.
“Kalau tanggulnya kuat, air gak bakal tercampur. Sekarang bocor, jadi susah bikin garam bagus,” tambahnya.
Masalah lain yang tak kalah krusial adalah kondisi jalan produksi garam. Jalan yang menjadi akses utama para petambak menuju lokasi tambak kini rusak berat. Padahal, Koperasi Produsen Tirta Segara Babajaring sudah mengusulkan perbaikan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak tahun 2019.
“Sudah kami usulkan dari 2019 sampai sekarang, tapi belum juga ada tanggapan. Padahal jalan ini penting banget buat angkut hasil panen,” pungkas Khaeri.
Para petambak berharap pemerintah segera meninjau kondisi lapangan dan memberikan perhatian lebih terhadap infrastruktur tambak garam. Sebab, Indramayu merupakan salah satu daerah penghasil garam penting di Jawa Barat yang menopang kebutuhan garam domestik. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto