get app
inews
Aa Text
Read Next : Pilwu Serentak Indramayu Diprediksi Diguyur Hujan, BMKG Imbau Warga Waspada

Petambak Garam di Indramayu Kesulitan Air Asin, Dinas Akui Infrastruktur Masih Jadi Masalah Serius

Rabu, 22 Oktober 2025 | 14:14 WIB
header img
Kondisi tambak garam di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, yang terdampak saluran air tertutup dan tanggul rusak, membuat produksi garam terganggu. (Foto: Istimewa)

INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id – Petambak garam di sejumlah wilayah pesisir Indramayu masih menghadapi persoalan klasik, sulit mendapatkan air asin sebagai bahan baku utama produksi. Kondisi ini diperparah oleh saluran air yang tertutup dan jalan produksi yang rusak, sehingga menghambat kegiatan petambak di lapangan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Indramayu, Edi Umaedi, mengakui bahwa permasalahan infrastruktur memang menjadi salah satu penghambat utama produktivitas tambak garam di daerahnya.

“Di tambak-tambak garam, hampir seluruh salurannya masih bergantung pada saluran pembuang pertanian. Kalau saluran primernya tertutup, air asin tidak bisa masuk ke tambak. Ini yang jadi kendala utama,” ujar Edi, Rabu, 22 Oktober 2025.

Edi menjelaskan, kewenangan pemerintah kabupaten terbatas hanya pada perbaikan saluran tersier. Sementara, saluran primer dan sekunder yang menjadi jalur utama masuknya air laut ke area tambak merupakan kewenangan pemerintah provinsi dan pusat.

"Kami hanya bisa menangani saluran tersier. Tapi kalau saluran primernya bermasalah, otomatis air asin tidak sampai ke tambak. Makanya kami berharap sinergi antara pusat, provinsi, dan kabupaten tetap kuat agar kebutuhan air bisa terpenuhi,” jelasnya.

Selain saluran air, jalan produksi tambak juga menjadi perhatian. Jalan yang rusak membuat distribusi bahan dan hasil panen garam menjadi sulit. Edi menuturkan, pihaknya terus berupaya agar perbaikan jalan tambak masuk dalam prioritas infrastruktur daerah.

“Secara tidak langsung kami juga mendukung dari sisi infrastruktur, seperti rehabilitasi saluran tersier dan jalan produksi di kawasan sentra garam. Tapi tentu butuh dukungan anggaran lintas instansi,” katanya.

Untuk mengatasi permasalahan struktural tersebut, Edi menyebut pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menyiapkan sejumlah program dukungan. Tahun ini, Indramayu akan mendapatkan pembangunan long storage dan gudang garam nasional berkapasitas 10.000 ton di Krangkeng, gudang 2.500 ton di Losarang, serta enam gudang rakyat berkapasitas 300 ton di berbagai lokasi tambak.

“Rencana pembangunan ini bagian dari upaya pemerintah agar kebutuhan air asin dan penyimpanan hasil garam bisa lebih terjamin. Semoga bisa membantu petambak menghadapi musim dan fluktuasi harga,” ujar Edi.

Ia menambahkan, DKP juga terus mendorong penggunaan teknologi inovatif seperti geo-isolator, tunnel, dan tandon air laut untuk meningkatkan efisiensi serta kualitas garam rakyat.

"Dengan inovasi dan dukungan infrastruktur yang memadai, kita berharap para petambak tidak lagi kesulitan air asin dan bisa menghasilkan garam dengan kadar kualitas lebih tinggi,” pungkasnya.

Indramayu sendiri merupakan salah satu kabupaten sentra garam nasional di Jawa Barat. Namun, tanpa perbaikan infrastruktur dasar seperti saluran air dan akses jalan, produksi garam rakyat dikhawatirkan sulit mencapai target dan petambak terus berada dalam siklus kerugian yang berulang setiap musim. (*)

Editor : Tomi Indra Priyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut