Jamur Krispi Nyai Sumi: Inovasi Warga Indramayu yang Go International
INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id - Camilan ringan asal Desa Malang Semirang, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, kini mencuri perhatian hingga ke luar negeri. Produk tersebut adalah Jamur Krispi Nyai Sumi, hasil olahan warga dari budidaya jamur tiram yang berkembang pesat di desa ini.
Kepala Desa (Kuwu) Malang Semirang, Rusmono Syafi’i, mengatakan bahwa pengolahan jamur menjadi produk kering ini bermula dari hasil panen yang melimpah.
“Dari jamur turunannya sebenarnya banyak. Ada nugget jamur, ada jamur krispi. Sekarang yang menjadi best seller-nya itu jamur krispi. Itu dikirim ke Hongkong, Taiwan, Singapura. Itu banyak permintaan-permintaan dari saudara-saudara kita yang IRT di sana,” ujarnya, Selasa, 4 November 2025.
Produk jamur krispi tersebut diberi nama Nyai Sumi, diambil dari nama istri pendiri Desa Malang Semirang, sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah desa.
Rusmono menjelaskan, meski sudah menembus pasar ekspor, produksi jamur krispi masih mengutamakan kebutuhan lokal.
“Selama kebutuhan lokal masih terpenuhi, kita tidak lari ke jamur krispi. Tapi kalau memang jamur krispi dibutuhkan baru kita lari ke jamur krispi. Untuk ke jamur krispi aja kita sudah kewalahan,” katanya.
Produk ini juga mulai dipasarkan ke berbagai rumah makan di Indramayu, termasuk di daerah Dadap.
“Sekarang kita masukin ke rumah makan. Contohnya di Dadap, di rumah makan Segara. Terus di kedai kita. Kita sudah masuk-masukin ke rumah-rumah makan. Dan kita juga terbuka kepada rumah makan yang mau kerja sama dengan kita. Monggo japri saja ke Ibu Kuwu, kita kirim. Untuk masalah pembayaran, habis bayar,” jelasnya.
Dalam sebulan, produksi Jamur Krispi Nyai Sumi bisa mencapai 500 pack dengan harga jual Rp13.000 per 15 gram untuk reseller.
“Kalau untuk reseller itu Rp13.000. Ukuran 15 gram. Tapi dijualnya kan ada yang 15, ada yang 17. Kalau dari kitanya Rp13.000,” ungkapnya.
Camilan ini tersedia dalam berbagai varian rasa seperti original dan barbeque, serta bisa dipesan langsung melalui pihak desa.
“Varian rasanya ada original, ada BBQ. Banyak sih, kita enggak hafal. Berarti bisa juga bagi pemesan selain datang ke bu kuwu atau ke kantor desa bisa," kata Rusmono. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto