INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit VI Balongan Menggelar Major Emergency Drill Level II sebagai upaya peningkatan kesigapan tim penanganan keadaan darurat di kilang Balongan, Selasa (25/10/2022).
Dalam simulasi ini, kondisi darurat diskenariokan terjadi kebocoran pada annular tangki 42-T-301 A/B/C/D dan berujung kebakaran akibat tersambar petir karena saat terjadinya kebocoran cuaca sedang hujan deras.
Uap hidrokarbon yang bersumber dari tumpahan minyak ternyata menyebar ke area pemukiman penduduk di sekitar blok Wisma Jati dan membuat beberapa warga mengalami keluhan kesehatan dan dengan cepat mendapat pertolongan pertama oleh tim medis Health RU VI.
Sementara, warga lain yang melakukan aksi protes mendapat pengawalan dan dievakuasi ke titik berkumpul aman oleh TNI Polri yang berjaga.
Kebakaran yang terjadi di area tangki, tim pemadam dari fungsi HSSE RU VI dibantu Tim Bantuan Keadaan Darurat (TBKD) diturunkan untuk melakukan aksi pemadaman menggunakan 2 Terminator dan alat pemadam lainnya yang difungsikan untuk menyemprotkan foam ke titik api.
Setelah upaya maksimal penanggulangan kebakaran dilakukan, api kemudian berhasil dipadamkan, namun foam tetap disemprotkan pada area tangki sebagai langkah cooling atau pendinginan agar api tidak kembali muncul.
Dalam scenario itu, 5 orang mengalami pingsan akibat terpapar bau menyengat, panas api, serta patah tulang lengan pada saat proses penanggulangan, diantaranya 3 orang pekerja Pertamina, 1 orang pekerja Outsourcing, dan 1 orang warga. Ke 3 korban luka itu dibawa ke Rumah Sakit Pertamina Balongan untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
Insident Commander emergency drill yang juga merupakan Manager HSSE RU Vl Balongan, dr Nur M Marheliansyah menyampaikan, tujuan digelanya Emergency Drill untuk melatih personil setiap fungsi terhadap tugas dan tanggungjawab dalam menanggulangi keadaan darurat di RU VI sesuai Standard Operasional Prosedur (SOP), sekaligus melatih kesigapan tim pemadam dan TBKD.
“Kami berharap simulasi ini hanya sebatas melatih dan meningkatkan skill para tim saja, dan insiden yang pernah terjadi di RU VI tak terulang lagi," harap Nur M Marheliansyah dalam keterangannya.
Sementara itu, Area Manager Communication, Relation and CSR PT Kilang Pertamina Internasional RU VI Balongan, Imam Rismanto mengungkapkan, Major Emergency Drill juga menjadi bagian edukasi kepada masyarakat dan stakeholder sekitar tentang tanda bunyi bahaya dari sirine yang dipasang di pemukiman warga.
"Hari ini telah kita simulasikan sirine tanda bahaya di kilang dan di area pemukiman penduduk, area tempat berkumpul warga termasuk jalur evakuasi yang ditentukan, alhamdulillah semua berjalan lancar," ungkapnya.
Imam menambahkan, sirine ini nanti akan dibunyikan 3 bulan sekali setiap hari Jumat sebagai sarana pengetesan peralatan agar diketahui bahwa kondisi fungsinya berjalan baik. (safaro)
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait