INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id – Kantor Pos Indramayu mengambil dan mengembalikan sample dahak pasien terduga tuberculosis (TB) dari Puskesmas ke fasilitas kesehatan (Faskes) yang memiliki alat tes cepat molekuler (TCM) merupakan upaya PT Pos Indonesia dalam mendukung target eliminasi TB Indonesia di Tahun 2035.
Andil Kantor Pos itu membantu petugas medis karena tidak semua Puskesmas memiliki alat TCM. Sementara Faskes di Kabupaten Indramayu yang memiliki alat tersebut ada 4 lokasi yakni, RSUD Indramayu, RS Bhayangkara Losarang, RSUD Pantura M.A Sentot Patrol dan Puskesmas Karangampel.
Kepala Puskesmas Babadan Kecamatan Sindang, dr Aghil Shagita Novian membenarkan pasien terduga TB yang berobat di Puskemas Babadan semple dahaknya diambil dan dikembalikan melalui jasa Kantor Pos.
Menurutnya, itu sudah sering terjadi. Intinya, ketika ada semple dahak pihaknya langsung menghububungi Kantor Pos untuk mengambil dahak tersebut dan diantarkan ke Faskes yakni RSUD Indramayu.
“Kami tidak memiliki TCM. Faskes terdekat yang memiliki TCM dalah RSUD Indramayu. Kami kemudian mengontak Kantor Pos Indramayu untuk mengantarkan sampel dahak pasien ke RSUD Indramayu dan hasilnya juga akan diantarkan kembali ke Puskesmas,” kata Aghil sapaan akrabnya, Rabu (2/11/2022).
Namun demikian, masalah pembayaran jasa ke Kantor Pos ia mengaku kurang paham. Secara langsung Puskesmas Babadan tidak ada MoU dengan Kantor Pos Indramayu mungkin urusannya dengan Dinas Kesehatan Indramayu.
dr Aghil Shagita Novian tidak menampik, minimnya pengetahuan masyarakat terhadap resiko penyakit TB yang dideritanya kadang malas berkonsultasi dengan petugas medis di Puskesmas.
Ia mencontohkan, meski sample dahaknya sudah dikirim ke RSUD namun ada saja pasien yang tidak datang lagi ke Puskesmaas sehingga pihaknya yang melakukan kunjungan rumah ke rumah pasien.
“Mendukung target eliminasi TB yang ditetapkan pemerintah pada 2035 kami kerap melakukan jemput bola, melakukan sosialisasi dan sebagainya,” sebutnya.
Sementara itu, Supervisor Adm dan Umum, Kantor Pos Indramayu, Aris Ristiadi membenarkan adanya kerja sama pengambilan dan pengembalian sample dahak dari Puskesmas ke Faskes terdekat.
Kerjasama itu kata dia, dilakukan antara Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Jabar) dengan Kantor Pos Regional Jabar dan kerjasama itu sudah berjalan sekitar setahun.
“Teknisnya kita dikontak dulu oleh pihak Puskesmas kemudian petugas kita mengambil sample dahak. Semple tersebut kemudian kita kumpulkan dulu di Kantor Pos dan pada hari itu juga kita kirim ke RSUD Indramayu,” kata dia.
Aris menyebutkan, kerjasama itu sejalan dengan sinergi BUMN. Artinya disamping menjalankan tugas pokok, pihaknya juga memberikan kontribusi ke instansi pemerintah dan lainnya sehingga tujuan Sinergi BUMN tercapai.
Diberitakan sebelumnya, gejala TB adalah batuk-batuk lebih dari 2 minggu, batuk berdahak bisa terdapat darah, demam atau tidak enak badan yang lama, berkeringat malam tanpa aktivitas, tidak nafsu makan, dan penurunan berat badan. Untuk pengobatan TB terbagi 2, pertama TB sensitif obat dan kedua TB resisten obat (RO).
Dalam menentukan apakah pasien yang memiliki gejala TB masih dapat diobati dengan obat program atau obat TB RO, sesuai dengan Surat Edaran Kemenkes alur diagnosa akan dilakukan pemeriksaan dahak dan diperiksa dengan TCM (tes cepat molekuler).
Fasilitas Kesehatan di Indramayu yang memiliki alat TCM ada di 4 lokasi yakni, RSUD Indramayu, RS Bhayangkara Losarang, RSUD Pantura M.A Sentot Patrol dan Puskesmas Karangampel. (safaro)
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait