7 Kenangan Tak Terlupakan dari Internet Tahun 90an

Kenangan Tak Terlupakan Internet Tahun 90an

1. Browsing Berjam-jam

Ya kenangan tak terlupakan pertama ketika kita kenal dan main internet di tahun 90an, adalah kita betah browsing hingga berjam-jam.

Padahal kalau kita pikir pada awal-awal kemunculannya ini, media sosial belum ada sama sekali.

Akan tetapi sekali lagi, bahkan pada ere non media sosial ini, kita tetaplah betah main internet selama berjam-jam.

Entah itu sekedar browsing-browsing websites, cari-cari dan menunduh (download) foto, hingga tentunya main game online yang top pada era tersebut.

2. Membuat E-Mail Pertama

Kenangan tak terlupakan selanjutnya adalah ketika kita membuat e-mail pertama.

Memang kalau kita pikir dan telaah lagi saat ini, aspek ini terlihat konyol.

Namun perlu diingat sekali lagi bahwa internet di awal kepopulerannya di dekade 90an, dianggap sangat canggih.

Plus sebelum adanya internet, kita berkirim surat dengan cara manual. Yaitu menulis tangan atau diketik di atas kertas lalu dimasukkan ke dalam amplop.

Menunggu dikirim dan dibalasnya pun bisa berhari-hari.

Oleh karenanya, tidaklah mengherankan ketika kita kala itu berhasil membuat e-mail, perasaan keren, canggih, dan merasa sebagai orang penting sedunia langsung terasa.

3. Chat Rooms

Nah inilah satu lagi yang menjadi faktor utama kita sering berlama-lama dengan internet di dekade ini.

Ya memang sih, hingga detik ini yang namanya untuk chatting masih terus berlangsung dan ramai-ramai saja.

Namun dibangdingkan dengan dekade 90an, chatting saat ini seringkali dilakukan dengan cara beregu (chat group), berbicara yang penting-penting saja, dan hanya chatting dengan yang benar-benar dikenal saja.

Hal ini berbeda sekali ketika di dekade 90an. Kala itu, banyak dari kita yang dengan cuek bebek, langsung chat satu lawan satu dengan lawan bicara yang masih asing.

Lalu pada saat itu, terdapat fitur chat rooms. Yang mana, room-room ini berfungsi untuk memberikan keesklusifan terhadap individu atau topik yang ingin dibicarakan. Benar-benar bikin nostalgia ketika kita mengingatnya lagi.

Editor : Tomi Indra Priyanto