INDRAMAYU,iNewsIndramayu.id – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mensuport keberadaan bank-bank sampah yang ada di Kota Mangga. Pasalnya keberadaan bank sampah bisa mengurangi jumlah sampah di lingkungan masyarakat, memberikan manfaat secara ekonomi hingga sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan.
Saat ini jumlah sampah di Indonesia termasuk di Bumi Wiralodra semakin meningkat, sehingga dibutuhkan penanganan khusus terhadap sampah-sampah tersebut. Ketika tidak diatasi dengan baik, sampah tersebut bisa menimbulkan pencemaran lingkungan dan bisa juga menimbulkan bencana alam.
Plt Kepala DLH Kabupaten Indramayu, Edi Umaedi, S.P melalui Analis Penyuluhan dan Layanan Informasi, Kusnadi mengatakan, jumlah bank sampah di Kota Mangga ada 10 lokasi. Namun dari 10 bank sampah itu, hanya terdapat 7 bank sampah yang masih aktif.
Ketujuh bank sampah itu yakni Bank Sampah KSM CBO IBU-TIN BERSERI Desa Tinumpuk Kecamatan Juntinyuat, Bank Sampah Amiraa Desa Singaraja Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Bank Sampah Bumi Ayu Lestari Desa Terusan Kecamatan Sindang, Bank Sampah Serbaguna Mandiri Desa Karanganyar Kecamatan kandanghaur, Bank Sampah Masyarakat Bersih Sejahtera (MBS) Desa Kroya Kecamatan Kroya, Bank Sampah Wiralodra Desa/Kecamatan Balongan, serta Bank Sampah di Desa Makasih Kecamatan Sliyeg.
Dari 7 bank sampah itu kata dia, 4 bank sampah dikelola secara mandiri. Sementara 3 lainnya merupakan binaan perusahaan dari program CSR.
"Bank Sampah KSM CBO IBU-TIN BERSERI merupakan binaan Polytama Propindo, Bank Sampah Amiraa binaan PT Pertamina Putra Niaga Integrated Terminal Balongan dan Bank Sampah Wiralodra merupakan binaan PT KPI RU VI Balongan,” kata Indra Mulyana, Sabtu (5/8/2023).
Menurutnya, dari bank-bank sampah tersebut ada yang bisa menghasilkan maggot BSF, ekoenzim, dan barang jadi dari daur ulang sampah plastik. Ekoenzim merupakan hasil fermentasi limbah organik dapur menjadi bahan yang mempunyai banyak manfaat untuk alam dan manusia.
"Manfaat ekoenzim untuk pertanian adalah sebagai filter udara, herbisida dan pestisida alami hingga pupuk alami untuk tanaman. Cairan Ekoenzim banyak manfaatnya seperti bahan pembersih piring, pakaian, lantai, dan lainnya juga sebagai pupuk organik serta pestisida. Ampasnya juga bias dimanfaatkan sebagai pengharum mobil dan menjadi pupuk organik padat,” bebernya.
Kemudian untuk sampah plastik bisa di daur ulang menjadi barang jadi seperti tas, dompet, pot bunga, ecobrick, paving blok dan lainnya dan sisa sampah plastik lainnya di jual ke pengepul.
"Jadi latar belakang tumbuhnya bank sampah, karena adanya pertumbuhan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Untuk itu pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir, dengan pendekatan ekonomi sirkular oleh pemerintah pusat maupun pemda dan masyarakat," terangnya.
Sehingga diharapkan, memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan.
"Bank sampah adalah fasilitas untuk mengelola sampah dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) sebagai sarana edukasi, perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah, dan pelaksanaan ekonomi sirkular yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat, badan usaha, dan/atau pemda. Ayo kita bersama-sama kelola sampah agar tercipta lingkungan yang bersih dan sehat, untuk mewujudkan Indramayu yang bermartabat,” pungkasnya.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait