CIREBON, iNewsIndramayu.id-Pengerjaan konstruksi bagunan gapura di Taman Pataraksa, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon yang ambruk diduga dikerjakan secara asal-asalan tidak sesuai dengan rencana kerja dan anggaran (RKA).
Pantauan di lokasi, tampak jelas bangunan tersebut tanpa di pasangi besi penguat di dalam gapura. Namun, hanya terdapat sedikit besi rancangan di pojok-pojok bangunan yang tampak terlihat karena ambruknya bangunan tersebut yang diduga ak kuat menahan isi material batuan bercampur pasir didalam gapura tersebut.
Bukan hanya itu saja, mirisnya kondisi taman tersebut juga saat ini diperparah dengan pekerjaan-pekerjaan spot lainnya yang terkesan asal-asalan.
Misalnya, lantai tangga berupa batu andesit pun sudah rusak, pun juga dengan kolam ikan yang bocor sehingga tidak bisa diisi air. Dan banyak lagi pekerjaan lainnya yang terkesan asal-asalan. Sementara itu, tampak para pekerja yang sedang beraktivitas mengangkut bekas reruntuhan gapura.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon, Yoga Setiawan, pun mengakui hal tersebut. Oleh karena itu, Yoga meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH), rekanan, dan konsultan pengawas proyek lanjutan senilai Rp 4,5 miliar tersebut bertanggung jawab.
Padahal, kata Yoga, sejak awal pihaknya sudah mengingatkan supaya banyaknya kerusakan di beberapa titik dalam pekerjaan proyek itu, segera diperbaiki. Akhirnya terbukti juga, gapura tiba-tiba ambruk saat kondisi hujan sedang turun.
"Sejak banyaknya laporan yang masuk, kami langsung sidak ke lokasi. Kita temukan banyak item pekerjaan yang dikerjakan asal-asalan. Terbukti sekarang, gapura akhirnya ambruk. Padahal sejak awal kondisinya sudah retak," ujar Yoga, Rabu (3/1).
Tak hanya itu, ia pun mengaku kecewa dengan kinerja DLH Kabupaten Cirebon. Pasalnya, warning Komisi III kepada Kadis LH supaya berhati-hati dan jeli saat memilih konsultan pengawas, seolah diabaikan. Ini agar pekerjaan yang dihasilkan kualitasnya bagus dan dapat diterima masyarakat.
Menurutnya, ada juga imbauan dari pihaknya supaya DLH Kabupaten Cirebon jangan menerima pekerjaan yang belum selesai 100 persen, juga terkesan diabaikan.
"Kami ini sudah melakukan pengawasan sesuai SOP. Sudah banyak masukan yang kita berikan ke DLH, tapi terkesan diabaikan. Jadi mau tidak mau DLH Kabupaten Cirebon lah yang paling bertanggung jawab dengan ambruknya gapura tersebut," katanya.
Hal sama disampaikan Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon, Anton Maulana. Pihaknya meminta agar DLH setempat dan konsultan pengawas bertanggung jawab penuh atas persoalan tersebut. Namun, masalah itu bisa diselesaikan karena masih dalam kondisi pemeliharaan.
"Saya minta LH Kabupaten Cirebon serta konsultan bertanggung jawab penuh terkait ambruknya Gapura Taman Pataraksa. Segera gunakan anggaran pemeliharaan untuk memperbaiki kerusakan," kata Anton.
Ia juga mengaku kecewa dengan ambruknya gapura tersebut. Untuk itu, dalam waktu dekat Komisi III akan segera memanggil DLH, konsultan serta rekanan yang mengerjakan proyek tersebut. Pihaknya mengaku akan melakukan observasi terkait penyebab ambruknya gapura tersebut.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait