CIREBON, iNewsIndramayu.id-Peristiwa ambruknya atap bangunan kelas dan ruang guru di SMPN 2 Greged, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Jumat (13/1) pagi, cukup memberikan pelajaran penting. Bagaimana tidak, puluhan siswa yang sedang melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) saat atap ambruk itu berhasil selamat.
Sebab, mereka secara kompak berlindung di bawah kolong meja untuk menyelamatkan diri. Hasilnya pun cukup efektif, tidak satu pun dari puluhan siswa yang menjadi korban itu mengalami luka serius.
Seperti diketahui, dinas pendidikan mengkonfirmasikan bahwa hanya ada 6 siswa yang mengalami luka atas kejadian tersebut. Beruntungnya, luka itu hanya sedikit luka lecet-lecet akibat tergores material atap yang ambruk hingga menyentuh meja belajar.
Ternyata, para siswa dan siswi kelas 7B ini, sebelumnya telah mendapat pelajaran pengetahuan mengenai tanggap dan pengenalan bencana dari para guru disekolah tersebut. Padahal, pelajaran itu tidak masuk dalam kurikulum yang diterapkan di sekolah.
"Ini kemarin pengenalan bencana bagaimana kalau terjadi gempa atau apa. Yang mereka kira itu gempa kemarin tuh, karena bunyi kretek-kretek merek otomatis langsung sembunyi di bawah meja. Ada yang lari juga," ujar Sekretaris Dinas (Sekdis) Pendidikan Kabupaten Cirebon, Tadi Supriyadi, kepada wartawan, Senin (15/1).
"Jadi memang itu juga meminimalisir ini yah, meminimalisir korban. Karena kan kalau pun posisi gini ngeri-ngeri juga," sambungnya.
Tadi mengungkapkan, bahwa pelajaran yang didapat siswa mengenai tanggap bencana itu diberikan oleh gurunya.
"Memang tidak muncul di kurikulum, tapi dalam beberapa hal ini sebagai pembekalan ketika terjadi gempa. Misalkan, di pelajaran IPA, diajarkan kalian ini harus begini ketika terjadi gempa," katanya.
"Kalau terjadi gempa kalian tuh harus bagaimana. Dan itu tersampaikan, dan Alhamdulillah kemarin itu mereka spontanitas masuk ke kolong meja," lanjutnya.
Oleh karena itu, Yadi pun mengaku akan menerapkan ilmu pengetahuan terkait tanggap bencana kepada para siswa diseluruh jenjang sekolah.
"Jadi memang itu harusnya kita sampaikan diseluruh jenjang pendidikan. Hal ini juga menjadi input bagi kami untuk melakukan penguatan bagaimana kalau terjadi bencana. Memang sangat tidak terdeteksi kapan terjadinya," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, puluhan siswa dan siswi kelas 7B di SMPN 2 Greged, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon sempat terjebak di bawah kolong meja saat terjadinya peristiwa atap ambruk. Hal ini diungkapkan Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 2 Greged, Heriyanto, kepada wartawan, Jumat (12/1).
Menurutnya, kronologi kejadian ambruknya atap bangunan ruang kelas, guru dan WC disekolahnya bermula pada sekitar pukul 09.00. Ia mengaku sempat keliling ke ruang guru dan pada saat keluar dari terdengar suara keras dari ambruknya atap ruangan tersebut.
"Ketika jam 9 pada saat itu sehabis saya keliling di ruang guru dan saya keluar dari ruang guru, tiba-tiba ada suara. Ya kelihatannya ambruk gitu," ujarnya.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait