Bagi yang terpilih karena politik uang, biasanya orang yang tidak memiliki kompetensi kepemimpinan, pengetahuan, dan keterampilan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
"Uang negara yang kelak dikelolanya berpotensi dikorupsi atau digunakan untuk kepentingan pemodal atau pribadi maupun keluarga untuk mengganti uang yang telah digunakan membiayai pemenangannya," terangnya.
Penting pula mempelajari latar belakang calon, karena perilaku masa lalu biasanya akan berulang dimasa depan. Serta calon yang membuka peluang perempuan untuk terlibat mewujudkan Indonesia adil sejahtera.
"Memilih adalah hak warga negara. Oleh karenanya kita perlu menjaga integritas proses pemilihan. Selamat menggunakan hak pilih para perempuan Indonesia. Ingat, suara kita berharga bagi Indonesia," tandasnya.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait