iNewsIndramayu.id
Ratusan mahasiswa Universitas Wiralodra (Unwir) Indramayu mengikuti kuliah umum yang disampaikan Rektor Universitas Jendral Achmad Yani (Unjani), Prof. Hikmanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D. Kegiatan bertemakan “Peran Diplomasi Indonesia Dalam Konflik Rusia Dengan Ukraina dan Pengaruhnya Terhadap Presidensi Indonesia Dalam G20” ini dipusatkan di Auditorium kampus setempat dan disiarkan langsung pada kanal YouTube Unwir Indramayu, Senin (27/6/2022).
Kegiatan kuliah umum ini dimoderatori Iman Soleh S.Ip, M.Si dan diikuti ratusan mahasiswa Unwir Indramayu serta tamu undangan lainnya.
Prof Hikmanto Juwana meminta para mahasiswa untuk bangga dengan almamaternya dan tidak pesimis dengan universitas negeri maupun universitas ternama lainnya. Selain itu juga sebagai mahasiswa untuk terus mengikuti segala kompetisi di segala bidang. Hal ini guna memperkenalkan almamater dan keberanian mahasiswa untuk siap membawa nama baik daerah.
Menurutnya meski nanti hasilnya gagal tetapi belajar dari kegagalan dan ditularkan kepada juniornya maka dengan semangat tanpa menyerah prestasi itu akan datang.
“Saya dorong mahasiswa untuk mengikuti kompetisi, untuk membawa nama universitas, jika kalah juga engga papa kan diawal, nanti tim yang kalah diawal kembali ke masing-masing universitas menyampaikan ke adik-adiknya trik-trik seperti apa supaya adik-adiknya punya percaya diri membawa nama almamater, Insya Allah tahun berikutnya akan lebih baik dan lama-lama akan mendapatkan peringkat yang tinggi,” katanya.
Sementara itu Rektor Unwir Indramayu Ujang Suratno mengatakan, kuliah umum ini membahas tentang persahabatan Unwir Indramayu yang menganggap Unjani adalah contoh dalam perkembangan dalam pertumbuhan universitas swasta.
“Dengan mencontoh Unjani, Unwir Indramayu bisa semakin maju, semakin bersaing dan semakin unggul tentunya. Walaupun persaingan saat ini sangat ketat terutama dengan universitas negeri,” sebutnya.
Ujang berharap, usai mengikuti kuliah umum ini mahasiswa Unwir Indramayu mendapatkan pengetahuan-pengetahuan dan bisa mengambil gambaran tentang bagaimana hukum-hukum internasional.
“Selama ini kita hanya mengenal hukum nasional, tetapi hukum-hukum internasional kita kurang memahami. Oleh karena itu saya berharap semua peserta untuk mengikuti perkuliahan ini,” harap Ujang Suratno. (safaro)
Editor : Tomi Indra Priyanto