INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Indramayu kembali melestarikan tradisi yang nyaris punah. Sebelumnya, Disdikbud setempat mensosialisasikan aksara Jawa, kini memperkenalkan tradisi atau upacara Bobotan melalui Saresehan Tradisi Bobotan. Saresehan tersebut dipusatkan di halaman belakang Disdikbud setempat, Kamis (15/9/2022).
Dalam Saresehan Tradisi Bobotan itu, Disdikbud mengundang para narasumber diantaranya, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip (DPA), Iwan Hermawan, tokoh budaya, Supali Kasim termasuk memperkenalkan peralatan bobotan berbahan dari kayu milik Buyut Babar yang masih disimpan keluarganya.
Plt Kepala Disdikbud Kabupaten Indramayu, Hj. Iin Indrayati melalui Kabid Kebudayaan, Hj. Uum Umiati membenarkan pihaknya serius menggali naskah kuno yang berkaitan dengan tradisi masyarakat Kabupaten Indramayu yang nyaris punah. Berdasarkan naskah-naskah kuno itu kata dia, pihaknya tahu bahwa pada jamannya di Indramayu ada tradisi A, B, C dan seterusnya. Tradisi-tradisi itu terus digali dan diperkenalkan kembali kepada masyarakat.
“Kemarin kami mensosialisasikan aksara Jawa, sekarang melalui saresehan kami mengenalkan kembali upacara Bobotan. Kedua warisan budaya tak benda (WBTB) asli budaya Indramayu namun keberadaannya nyaris punah. Oleh karenanya untuk memperkenalkan kembali atau melestarikan warisan budaya Indramayu itu kami mengenalkan kembali tradisi upacara Bobotan,” kata Uum disela-sela saresehan.
Dikatakan, Bobotan adalah upacara tradisional yang biasa dilaksanakan masyarakat Kabupaten Indramayu sekitar tahun 1960-1980. Saat ini, upacara Bobotan dapat dikatakan nyaris punah karena hanya masyarakat di Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu saja yang masih melaksanakan upacara tersebut.
Menurutnya, istilah Bobotan dalam Bahasa Jawa artinya berat, Bobotan berasal dari kayu milik Buyut Babar, namanya kayu Bobotan. Kayu ini sudah menjadi alat yang digunakan dalam upacara Bobotan. Kayu Bobotan sampai sekarang masih disimpan keluarganya.
Uum Umiati menceritakan upacara Bobotan dilaksanakan berkaitan dengan keturunan, misalnya apabila pasangan suami istri memiliki anak pertama dan bungsu berjenis kelamin laki -laki maka untuk menyelamatkan jiwa kedua anak itu diadakan upacara Bobotan. Keduanya ditimbang/dibobot dengan kayu Bobotan. Supaya seimbang, timbangan sebelumnya diberi tambahan berat yang sama.
Selain itu, upacara ini dilaksanakan juga apabila hanya memiliki satu anak laki - laki atau satu anak perempuan dan upacara Bobotan juga dilakukan apabila satu keluarga memiliki tiga orang anak tapi anak yang kedua sudah meninggal atau anak yang diselang dengan yang sudah meninggal.
“Tujuan upacara Bobotan adalah untuk mencari keberkahan dari Allah SWT agar mendapatkan keselamatan di dunia dan akherat. Anak mendapatkan keselamatan, perlindungan dan kemuliaan. Hal lainnya sebagai cara untuk memupuk kerukunan, persaudaraan dan kekeluargaan,” beber dia. (safaro)
Editor : Tomi Indra Priyanto