Kuningan,iNewsIndramayu.id – Ratusan warga memperingati Haul KH Ahmad Bagdja selaku tokoh nasional Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Haul sendiri dikemas melalui peringatan 1 Abad NU dengan diisi penceramah Ketua Umum Majelis Zikir Zulfaqar Indonesia, KH Ikrom Bin Ahmad.
Lokasi peringatan dipusatkan di Graha Ahmad Bagdja Desa Pajawan Kidul, Kecamatan Lebakwangi, Kuningan pada Minggu (5/2/2023) malam. Hadir langsung Anggota Fraksi PKB DPR RI H Yanuar Prihatin, Bupati Kuningan H Acep Purnama, Wakil Ketua DPRD Kuningan H Ujang Kosasih, Ketua Rois Syuriah PC NU Kuningan KH Ubaidillah, dan Ketua Tanfidziyah PC NU Kuningan KH Aam Aminuddin.
Bahkan saat acara berlangsung, Wakil Ketua DPR RI H Abdul Muhaimin Iskandar menyempatkan diri memberi sambutan secara virtual. Bagi Gus Muhaimin, almarhum merupakan tokoh yang tawadlu dan sosok setia mendampingi aktivis-aktivis NU.
“Kiai Ahmad Bagdja adalah guru, orang tua sekaligus pembimbing bagi seluruh kader yang ada di bawahnya. Kita menyaksikan kebaikan Pak Bagdja menjadi rujukan perjuangan kita semua di PMII, Ansor, dan organ-organ Nahdlatul Ulama serta semua keluarga besar Nahdlatul Ulama,” kata Gus Muhaimin.
Sementara putra almarhum sekaligus Anggota DPR RI H Yanuar Prihatin menceritakan, soal keteladaan KH Ahmad Bagdja selama mengabdikan diri sebagai pejuang NU.
“Kita memperingati 1 Abad NU bertepatan dengan Haul ke-3 KH Ahmad Bagdja yang lahir pada 13 Maret 1946, dan beliau wafat 6 Februari 2020,” sebutnya.
Menurutnya, momentum haul ini dalam rangka mendoakan almarhum KH Ahmad Bagdja. Sekaligus tasyakuran atas perjalanan NU yang sudah mencapai usai satu abad.
“NU didirikan tahun 1926, sehingga jika dihitung sudah memasuki usia satu abad atau 100 tahun. Jadi sebagai warga NU, kita syukuri perjalanan ini, dan tidak banyak organisasi Islam di seluruh dunia yang bisa bertahan sampai dengan satu abad,” ujar Yanuar.
Dia menyebut, acara haul dilakukan bersamaan dengan peringatan 1 Abad NU, karena sosok almarhum sepanjang hidupnya memang banyak mengabdikan diri di organisasi NU. Bahkan pernah menjadi Pimpinan GP Ansor, Ketua Umum PMII hingga di jajaran struktur PB NU.
“Almarhum asli Kuningan lahir di Desa Cipetir, Lebakwangi yakni 2 tahun sebelum Indonesia merdeka. Anak dari seorang pedagang tapi juga anak dari seorang laskar hizbullah, yaitu tentara yang didirikan oleh kiai NU,” imbuhnya.
Dia menceritakan pula, almarhum wafat selepas menunaikan ibadah Salat Subuh pada tahun 2020. Saat ketika tengah berdzikir kepada Allah SWT, kesehatan almarhum tiba-tiba menurun dan pingsan.
“Saat itu beliau tutup usia. Insya Allah husnul khotimah karena meninggal dunia dalam keadaan suci dari hadas, sebab masih punya wudlu,” tutupnya.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto