CIREBON,iNewsIndramayu.id - SMAN 1 Palimanan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menyelenggarakan kegiatan panen karya penguatan proyek profil pelajar Pancasila (P5) kurikulum merdeka bagi pelajar Kelas X. Kegiatan ini merupakan kali kedua yang rutin diadakan tiga kali dalam setahun, Kamis (16/2/2023).
Kepala SMAN 1 Palimanan, Nugroho Wicokro melalui Humas Yeni Kurniasih mengatakan, kegiatan panen karya P5 wajib dilakukan minimal tiga kali dalam setahun. Sedangkan kegiatan sekarang merupakan panen karya kali kedua.
"Kita ambil tema gaya hidup yang berkelanjutan, tetapi yang diutamakan adalah karakter positifnya. Terutama terkait dengan peduli sampah, peduli lingkungan utamanya, dan ini yang diusung oleh anak-anak tema sebumi sehati. Kita menyelamatkan bumi itu bagian dari kita berterima kasih juga kepada bumi, yang telah membuat kita bisa hidup dan berkembang di sini secara aman," ungkapnya.
Menurutnya, setiap kelompok yang dibentuk terdiri dari 7 anggota untuk bekerja sama mengimplementasikan kreasinya, mulai dari mendaur ulang sampah menjadi suatu produk tertentu. Bahkan menariknya, masing-masing kelompok dapat menciptakan suatu kreasi yang berbeda antara satu sama lain.
"Dan itu sangat kompleks, karena masing-masing kelas juga mempunyai kreatifitas yang tidak terbatas. Termasuk pengolahan yang langsung bisa digunakan, atau dalam bentuk keterampilan yang mempunyai nilai cuan (rupiah) bagi mereka. Bahasanya seperti itu," ujarnya.
Kurikulum merdeka ini, kata Yeni, berbeda dengan kurikulum 2013 (Kurtilas) yang mana setiap pembelajaran lebih terstruktur dan cenderung ditetapkan. Namun, kurikulum merdeka lebih fokus terhadap kecerdasan dalam implementasi kreasi siswa yang lebih luas.
"Jadi tidak hanya cerdas ketika di kelas, secara menulis, pengetahuan, tapi di sini kreasi itu lebih ke keterampilan. Akhirnya menyeluruh membuka peluang terhadap anak yang tadinya hanya diam, ternyata dia lebih berkualitas ketika berbicara," katanya.
"Mungkin di kelas itu tidak terdeteksi, tapi dalam penyajian seperti ini mereka semua tereksplor kreasinya. Ternyata kan ada yang lebih terampil daripada dia secara knowledge (pengetahuan), lebih terampil membuat produk. Dia lebih terampil berbicara, dan ternyata dia lebih terampil mengelola kelompoknya. Jadi semua terungkap yang sembilan kecerdasan dalam multiple intelegent itu semua terdeteksi dalam kurikulum merdeka," sambungnya.
Penerapan kurikulum merdeka diterapkan bagi siswa Kelas X. Sedangkan siswa Kelas XI dan XII, sementara ini hanya menjadi audiens karena penerapan kurikulum tersebut baru dilakukan pada tahun ajaran sekarang.
Hasilnya, kata dia, akan dinilai oleh tim penilai yang dibentuk sekolah, kemudian diberi penghargaan. Penilaian dilakukan secara menyeluruh mulai dari gagasan ide, proses hingga produk yang dihasilkan.
"Sampai bagaimana di endingnya seperti apa. Seperti berapa produk yang terjual, nilai ekonominya juga menjadi bagian dari penilaian untuk penghargaan," pungkasnya.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto