CIREBON,iNewsIndramayu.id - Muhamad Sabil Fadhilah, seorang guru honorer di Kota Cirebon, Jawa Barat, diberhentikan pihak sekolah tempatnya mengajar usai mengomentari postingan Gubernur Ridwan Kamil dengan menyebut kata 'maneh'. Guru SMK ini mengaku tidak pernah membayangkan, kejadian tersebut akan berimbas fatal terhadap karirnya.
Sabil dipecat dari SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon. Guru honorer yang sudah mengajar sejak tahun 2014 itu menjelaskan, kronologis di mana awal mula dia berkomentar di salah satu postingan medsos Ridwan Kamil mengenai aksi solidaritas siswa sekolah di Tasikmalaya, Jawa barat.
"Saat melakukan zoom meeting, di postingan Pak Ridwan Kamil menggunakan jas berwarna kuning dan akhirnya saya terpicu untuk berkomentar," kata Sabil kepada wartawan, Rabu (15/3/2023).
Sabil berkomentar dalam postingan itu dengan kata "maneh dalam posisi apa sebagai Gubernur, kader Partai atau pribadi Ridwan Kamil" disertai tag akun media sosial Ridwan Kamil. Setelah berkomentar di instagram Ridwan Kamil, ternyata komentar dia ditandai oleh Ridwan Kamil yang akhirnya menjadi komentar paling teratas.
Bahkan, Ridwan Kamil pun membalas komentar yang dia tulis dengan kata "Menurut maneh kumaha" namun sabil tidak membalas komentar tersebut. "Setelah satu jam kemudian, saya merasa kaget. Karena ratusan pemberitahuan ada di dalam akun instagram saya dengan berbagai macam tanggapan, termasuk menandai lokasi saya bekerja," ungkapnya.
Menurutnya, dalam akun instagram pribadinya akhirnya banyak netizen yang tag tempat kerjanya. Melihat hal itu, kemudian dirinya menghapus komentar yang dituliskan pada postingan Ridwan Kamil. Karena dirinya enggan membawa dampak buruk terhadap lembaga tempat dia bekerja
"Tanpa disangka setelah 2 jam kemudian, saya mendapatkan kabar jika Ridwan Kamil mengirimkan bukti komentar dan mengirimkan pesan kepada pihak sekolah SMK Telkom Cirebon," katanya.
Guru yang sebelumnya mengajar di SMK Ponpes Manbaul Ulum harus kehilangan dapodik di SMK tersebut. Mengetahui adanya pemutusan secara sepihak ini, Sabil meminta klarifikasi terkait pencabutan dapodik ini kepada pihak sekolah.
"Tanpa diduga menurut pihak sekolah karena adanya perintah dari Kantor Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, untuk mengeluarkan saya dengan alasan supaya data dapodik tidak tumpang tindih," ungkapnya.
Kemudian, lanjutnya, alasan lain mengenai penghapusan dapodik di SMK Ponpes Manbaul Ulum karena komentar yang dituliskan di postingan Ridwan Kamil. Akibatnya, Ia terpaksa berhenti sebagai pengajar imbas dari permasalahan tersebut, setelah dirinya menerima surat pemberhentian dari sekolah tempatnya mengajar.
"Kenapa saya berkomentar, karena penggunaan jas berwarna kuning, karena saya anggap tidak pantas digunakaan saat melakukan pertemuan dengan murid dan guru-guru yang ada di Tasikmalaya," tandasnya.
Sabil beranggapan, politik praktis seharusnya tidak masuk ke dalam lingkungan sekolah. Dia juga bermaksud menuliskan komentar itu untuk mengingatkan kepada Ridwan Kamil, agar tidak mencampuri aspek pendidikan dengan politik praktis.
Sementara itu, Ridwan Kamil langsung membuat video klarifikasi terkait persoalan ini. Dalam video itu Ridwan Kamil menegaskan bahwa dirinya bukan sosok yang anti kritik. Dia juga meminta kepada pihak sekolah untuk bisa mencabut surat pemberhentian yang ditujukan kepada Muhammad Sabil.
"Seorang pemimpin tidak boleh anti kritik, tugas saya mengingatkan apalagi kalau profesinya guru," jelas Ridwan Kamil.
Dia menilai tidak sepantasnya guru bersikap kasar di ruang publik. Karena guru akan dilihat dan menjadi contoh bagi siswa.
"Saya sudah menelepon yayasan yang menaunginya, tidak usah sampai diberhentikan kecuali ada hal-hal yang sangat fundamental. Kalau begini mah cukup diingatkan saja secara manusiawi, sehingga yang bersangkutan bisa tetap bekerja dan melakukan instropeksi diri," katanya.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto