KUNINGAN,iNewsIndramayu.id – Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, berencana akan membantu pembangunan rumah bagi korban pergerakan tanah. Khususnya bagi rumah yang ambruk usai diterjang pergerakan tanah.
Lokasi kejadian sendiri berada di Dusun Jatirasa, Desa Gunungmanik, Kecamatan Selajambe, Kuningan. Setidaknya ada 5 unit rumah warga terdampak retak-retak, bahkan salah satunya sudah ambruk akibat pergerakan tanah.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dari musibah pergerakan tanah. Namun 5 unit rumah mengalami retak-retak di hari pertama kejadian, yakni bagian tembok hingga lantai rumah,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana kepada awak media, Rabu (29/3/2023).
Dia menyebut, jika musibah pergerakan tanah terjadi pada hari Minggu (26/3/2023). Namun selang sehari kejadian, satu rumah milik warga ambruk usai terdampak pergerakan tanah.
“Jadi ada 1 unit rumah warga yang ambruk, dan itu tidak bisa ditinggali sama sekali. Termasuk pula dari 4 unit rumah yang lain, semua penghuninya mengungsi karena kondisi mengkhawatirkan terjadi bencana susulan,” ungkapnya.
Menurutnya, bagi korban rumah ambruk akibat pergerakan tanah sebaiknya segera mendapat relokasi. Sebab kondisi bangunan dan tanah sudah tidak memungkinkan, apabila dilakukan perbaikan rumah kembali di titik yang sama.
“Memang kemungkinan besar harus sudah direlokasi ya. Yang pasti 1 rumah itu, karena jelas-jelas ambruk dan rencana pindah tak jauh dari dusun tersebut,” imbuhnya.
Pihaknya juga telah mengirimkan bantuan, baik sembako maupun barang kebutuhan bagi korban pergerakan tanah. Termasuk bantuan dari dinas teknis, untuk penanganan lanjutan bagi rumah yang ambruk.
“Yakni membantu masyarakat terdampak akibat rumahnya ambruk. Apakah nanti melalui program rutilahu maupun program lain, semoga bisa lebih membantu para korban,” ucapnya.
Sementara salah seorang korban terdampak pergerakan tanah, Ratim mengaku, jika sebelum terjadinya musibah itu cuaca hujan turun cukup lebat selama dua hari. Alhasil, akibat hujan dua hari dua malam menyebabkan kejadian pergerakan tanah.
“Iya sebelum ini, hujan deras dua hari dua malam. Lalu tanah langsung bergerak, kaya mau amblas, retak-retak tanahnya semua baik di dalam maupun di luar,” ujarnya.
Dia dan warga lain berharap, agar memiliki rumah kembali dengan kondisi layak dan aman. Meski harus direlokasi, Ratim mengaku siap asalkan mendapat hunian baru.
“Saya siap kalau relokasi, di sini kan sudah tidak aman. Sudah hancur sampai ke bawah, sudah tidak mungkin, saya juga trauma dan untung tidak ada korban jiwa,” pungkasnya.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto