KUNINGAN,iNewsIndramayu.id – Prosesi Damar Sewu menjadi acara pembuka dalam Upacara Adat Seren Taun di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, pada Kamis (6/7/2023) malam. Upacara Adat Seren Taun akan berlangsung selama satu pekan hingga puncaknya pada Selasa (11/7/2023).
Beberapa susunan acara disiapkan mulai dari Damar Sewu, Tari Kaulinan Barudak Lembur, Pesta Dadung, Seribu Kentongan, Pameran Manuskrip, Pentas Kesenian, Tradisi Pembacaan Aksara Nusantara, dan Pengobatan Gratis. Termasuk helaran budaya hingga puncaknya yakni menyuguhkan Angklung Buncis, Tari Buyung, Penumbukan Padi, serta pagelaran wayang golek.
Lokasi kegiatan sendiri terpusat di Cagar Budaya Nasional Gedung Paseban Tri Panca Tunggal, Kuningan. Banyak pentas seni kearifan lokal yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Ketua Panitia Seren Taun, Ratu Juwita Djatikusumah saat sambutan, menyampaikan, jika kegiatan Damar Sewu sebagai agenda pembuka dalam setiap Seren Taun. Pada tahun ini, Upacara Adat Seren Taun mengangkat tema Merawat Pusaka Budaya Nusantara.
“Ada beberapa agenda yang akan dilaksanakan pada Seren Taun kali ini sebagai bagian dari acara syukuran masyarakat kepada Tuhan YME. Beberapa di antaranya Pesta Dadung, membuang hama, menabuh seribu kentongan, serta pentas seni budaya nusantara dari beberapa seniman Indonesia,” terangnya.
Selain itu, lanjutnya, ada pameran naskah kuno dengan peserta dari Sulawesi Selatan, Kalimantan, Suku Adat Osing, Indramayu, serta naskah kuno atau manuskrip yang dimiliki Paseban. Adapula seni membaca naskah kuno, helaran budaya bagi masyarakat, dan terakhir kidung spritual sesuai dengan spirit masyarakat Cigigur yang plural dan toleransi.
Sementara Bupati Kuningan, H Acep Purnama dalam kesempatan itu turut hadir di acara pembuka. Ia mengapresiasi atas eksistensi masyarakat Akur Sunda Wiwitan yang terhimpun dalam Yayasan Tri Panca Tunggal.
“Seren Taun merupakan ikon penting dalam membawa kewibawaan budaya di Kuningan, yang telah memiliki pengakuan baik nasional maupun internasional dan terbukti telah ditetapkan sebagai warisan tak benda. Seren Taun ini sangat bermakna dan mendalam karena memiliki nilai stimulus dalam melestarikan budaya sesuai dengan tema yang diangkat, bahwa kita sebagai anak bangsa memiliki keharusan memelihara dan memanfaatkan budaya sebagai bagian dari kehidupan manusia,” bebernya.
Menurutnya, pertunjukan Damar Sewu memiliki arti tersendiri berdasarkan kearifan lokal. Terdapat instrumen obor, kuda, api dan lain sebagainya.
“Adapun simbol api besar yang menyala di pohon teratai, itu bermakna menjadikan api untuk merubah suasana menjadi terang dan akan menjadi jalan benderang dalam meniti kehidupan ke depan. Semoga dapat membangkitkan rasa kebanggaan masyarakat terhadap warisan budaya mereka,” pungkasnya.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto