INDRAMAYU,iNewsIndramayu.id - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit VI Balongan Indramayu, Jabar, baru-baru ini menggelar Major Emergency Drill Level II. Hal itu sebagai upaya peningkatan kesigapan tim penanganan keadaan darurat di Kilang Pertamina Balongan.
Dalam simulasi itu, kondisi darurat diskenariokan terjadi kebocoran pada bottom manhole tangki 42-T-404G berisi Propylene dan berujung kebakaran. Itu dikarenakan akibat sambaran petir, karena saat terjadinya kebocoran cuaca sedang hujan deras.
Akibat dari ledakan, di skenariokan terdapat lima korban luka. Beberapa di antaranya 2 pekerja Maintenance Area IV, 1 pekerja Oil Movement, dan 2 orang Fire Brigade mengalami luka-luka dan luka bakar.
Sementara Uap hidrokarbon yang bersumber dari gas Propylene, ternyata menyebar ke area pemukiman penduduk di sekitar blok Wisma Jati dan Kesambi. Akibatnya membuat 20 orang mengalami keluhan kesehatan seperti mual, pusing, sesak nafas, sakit kepala, lemas hingga pingsan dan dengan cepat mendapat pertolongan pertama oleh tim medis Health RU VI.
Namun demikian, sebagian warga semakin tidak terkendali dan berujung pada tindakan anarkis. Proses pengendalian massa pun dilakukan dengan bantuan dari Personel Polres Indramayu bersama Kodim Indramayu.
Akibat kebakaran di area tangki 42-T-404G, tim pemadam dari Fungsi HSSE RU VI dibantu Tim Bantuan Keadaan Darurat (TBKD) kemudian diturunkan untuk melakukan aksi pemadaman menggunakan mobil pemadam dan alat pemadam lainnya. Setelah upaya maksimal penanggulangan kebakaran dilakukan, api kemudian berhasil dipadamkan tanpa adanya korban jiwa.
Emergency Response Commander (ERC) yang juga merupakan General Manager PT KPI RU VI Balongan, Sugeng Firmanto menyampaikan, Emergency Drill ini bertujuan melatih personel setiap fungsi terhadap tugas dan tanggungjawab dalam menanggulangi keadaan darurat di RU VI sesuai Standard Operasional Prosedur, sekaligus melatih kesigapan tim pemadam dan TBKD.
“Kami berharap simulasi ini hanya sebatas melatih dan meningkatkan skill seluruh tim saja. Kita berharap insiden serupa yang pernah terjadi di RU VI tak terulang lagi," ungkapnya, Kamis (12/10/2023).
Sementara itu, Area Manager Communication, Relation and CSR PT Kilang Pertamina Internasional RU VI Balongan, Mohamad Zulkifli mengungkapkan, Major Emergency Drill ini juga menjadi bagian edukasi kepada masyarakat dan stakeholder sekitar, tentang pengenalan bunyi sirine sebagai tanda keadaan darurat kilang yang perangkat sirinenya sudah dipasang di pemukiman warga. Sekaligus menjadi salah satu upaya sosialisasi/pelatihan proses evakuasi warga.
"Dalam simulasi ini kami juga melibatkan masyarakat langsung, dengan harapan mereka bisa memahami tanda bahaya melalui sirine, kemana jalur evakuasinya, dan dimana titik kumpul amannya," pungkasnya.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto