INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id - Foto produk salah satu penunjang sarana promosi bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) agar produk yang mereka jual bisa lebih dikenal oleh masyarakat dan mempunyai nilai jual.
Para UMKM ini dibekali ilmu cara mengambil gambar produk dengan menggunakan handphone secara gratis, yang difasilitasi oleh Rumah Edukasi Kenanga dan dibantu oleh Agus Purnomo dari Asosiasi Fotografer Indramayu.
Rumah Edukasi Kenanga berada di Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu. Pelaku UMKM diajarkan mulai dari penataan produk, pencahayaan, hingga sudut pandang dalam penjepretan foto produk.
Fasilitator Rumah Edukasi Kenanga, Retno Indra Siswanto mengatakan, tujuan utama pelatihan ini adalah untuk kemandirian usaha hingga memastikan pelaku UMKM di Indramayu bisa semakin maju lagi.
“Di sini kita mengajari sebanyak 13 modul, di antaranya ada gali potensi, manajemen usaha, termasuk hari ini adalah foto produk,” ujar dia kepada media, Minggu (9/6/2024).
Retno menyampaikan, Rumah Edukasi Kenanga hadir dengan fokus untuk mendorong pelaku UMKM Indramayu bisa menunjukkan bahwa produk yang mereka buat bisa berdaya saing.
Saat ini, pelatihan yang dilakukan oleh Rumah Edukasi Kenanga sudah sampai ke angkatan ke-11. Mulai pendaftaran hingga lulus, semuanya bisa diikuti secara gratis dan tanpa biaya.
Setelah lulus pun, imbuhnya, para pelaku UMKM itu tidak dilepas begitu saja, melainkan tetap dipantau oleh Rumah Edukasi Kenanga. Mereka dikenalkan kepada pasar hingga jejaring yang bisa dimanfaatkan untuk memasarkan produk.
Retno menyampaikan, Indramayu punya potensi yang luar biasa dari segmen UMKM. Banyak produk menarik lahir dari tangan-tangan kreatif mereka. Bahkan, lanjut dia, tidak sedikit yang saat ini sudah bisa go internasional setelah menguasai ilmu bisnis yang baik dan benar.
“Alhamdulillah dari tiap angkatan itu, mereka sudah berkembang. Ada yang pengiriman resellernya sudah ke Jepang, Brunei, Malaysia, Taiwan, Korea,” sebutnya.
Seperti pengiriman ke Jepang, kata Retno, produk olahan kerupuk dari UMKM asal Indramayu sangat diminati di sana.
Kemudian, olahan dodol mangga juga banyak mendapat permintaan dari Brunei Darussalam, termasuk produk cemilan seperti basreng, dan lain sebagainya juga banyak mendapat permintaan dari negara Taiwan dan Korea.
“Tapi memang skalanya masih kecil, karena untuk ekspor dalam jumlah besar mereka belum memungkinkan,” ucapnya.
Retno mengakui, keinginan para UMKM di Indramayu untuk naik kelas sangat besar. Ia sendiri terkesan akan keinginan belajar yang ditunjukkan para pelaku UMKM ini sangat kuat.
Bahkan lanjut Retno, pihaknya sampai kebanjiran pendaftaran, untuk angkatan ke-12 tahun depan yang mendafttar bahkan sudah mencapai 60 orang. Namun, karena memiliki keterbatasan, Rumah Edukasi Kenanga memberlakukan seleksi, yang tidak terakomodir masih bisa mengikuti pelatihan di tahun selanjutnya.
“Untuk yang mau maju dan bergabung disini, tidak ada biaya sepeserpun dari mulai mendaftar sampai akhir program," pungkasnya. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto