get app
inews
Aa Read Next : FPI Minta Polda Jabar Usut Dugaan Suap di Indramayu, Jangan hanya Terhenti pada Komisioner KPUD Saja

Jaga Ketahanan Pangan, DKPP Pantau Pasokan Air untuk Lahan Pertanian di Indramayu

Jum'at, 26 Juli 2024 | 20:02 WIB
header img
Sekda Jabar, Herman Suryatman, saat melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Indramayu. (Foto: Istimewa)

INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id – Sebagai daerah penopang ketahanan pangan nasional, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, harus terus mendapatkan perhatian dari semua pihak.

Salah satu sektor yang harus mendapatkan perhatian 'istimewa’ yakni ketersediaan air untuk mengaliri areal pesawahan di wilayah Kabupaten Indramayu.

Bupati Indramayu, Nina Agustina, melalui Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Sugeng Heriyanto, dia mengatakan bahwa tumpuan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional tersebut ada di Kabupaten Indramayu. Untuk itu, semua unsur harus diperhatikan seperti benih unggul, ketersediaan pupuk, penanggulangan hama, hingga jaminan stok air.

Untuk jaminan stok air saat ini, Pemkab Indramayu dan petani meminta ada jaminan dari BBWS Cimanuk Cisanggarung untuk selalu tersedia dan konsisten dengan volume debit air yang dibutuhkan oleh petani.

Sugeng menambahkan, saat ini untuk menanggulangi kekurangan stok air di areal pesawahan yang dibutuhkan petani. Pemerintah bersama jajaran TNI dan instansi lainnya terus mendistribusikan pompa air di berbagai wilayah.

“Pompa air yang tersedia saat ini secara keseluruhan mencapai 764 pompa, silakan bisa dimanfaatkan oleh petani di Kabupaten Indramayu dalam menanggulangi ketersediaan air jika stok menipis,” kata Sugeng baru-baru ini.

Diakui Sugeng, saat ini masih ada wilayah yang belum mendapatkan bantuan pompa air yakni Kecamatan Krangkeng dan Arahan. Hal ini disebabkan di dua kecamatan tersebut masih berlangsung kegiatan panen.

“Debit air yang masuk ke Indramayu saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan. Saluran Cipelang yang bersumber dari Rentang kiri hanya 30 kubik dari seharusnya 42 kubik,” ujar Sugeng.

Penyebab dari belum maksimalnya debit air tersebut karena masih berlangsung kegiatan Rentang Irigation Modern System (RIMS) di saluran tersier. Kemudian juga ditemukannya Bendung Karet Waledan yang rusak.

“Dengan adanya beberapa kegiatan tersebut, sesuai keinginan Bupati dan Petani Indramayu maka BBWS harus menjamin ketersediaan air dan dilakukan secara kontinu,” kata Sugeng.

Sementara Sekda Jawa Barat (Jabar), Herman Suryatman mengatakan, Indramayu memiliki peran sangat penting bagi Provinsi Jabar dan Nasional sebagai lumbung pangan Nasional. Pihaknya siap mesupport untuk peningkatan produksi padi menjadi 1,8 juta ton pada tahun 2024 ini. (*)

Editor : Tomi Indra Priyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut