Pertamina PHE ONWJ Wujudkan Taman Wisata Cemara Kulon, Dorong UMKM dan Budidaya Madu
INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id - Desa Cemara Kulon, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, yang sebelumnya hanya berupa semak belukar dan hutan mangrove, kini bertransformasi menjadi kawasan wisata edukatif.
Inisiatif ini lahir dari Pemerintah Desa Cemara Kulon bersama masyarakat, dengan dukungan penuh dari Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). Selain itu, ada peranan Kelompok Tani Cemara Kulon.
Mayoritas masyarakat Desa Cemara Kulon bekerja sebagai nelayan dan buruh garam. Kini, dengan hadirnya program Harmoni Pesisir (Harmonisasi Ekonomi Hijau untuk Pemberdayaan Masyarakat Pesisir), desa berpenduduk 2.027 jiwa tersebut mulai beralih menjadi kawasan produktif yang mampu membuka peluang ekonomi baru.
Kepala Desa Cemara Kulon, Sudarno, mengungkapkan bahwa kawasan yang dulunya hanya dipenuhi tanaman liar, kini berubah menjadi taman wisata.
“Setahun yang lalu, tempat ini hanyalah semak belukar. Alhamdulillah, sedikit demi sedikit kita rapikan dan tanami pepohonan sebagai vegetasi makanan lebah trigona itama,” ujarnya, Minggu, 14 September 2025.
Selain keindahan taman, kawasan ini juga menjadi sentra budidaya lebah trigona itama yang menghasilkan madu berkualitas. Yang awalnya hanya satu sampai tiga Stup kini menjadi sepuluh Stup.
Pertamina PHE ONWJ juga membangun jembatan penghubung yang kokoh, menggantikan jembatan bambu sederhana yang sebelumnya membahayakan keselamatan warga.
Jembatan baru ini dibangun dengan material limbah kayu hasil olahan Pertamina.
Tak hanya itu, Pertamina juga menghadirkan Rumah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 10.000 WP untuk mendukung operasional taman, khususnya dalam penyiraman vegetasi makanan lebah.
“Dulu biaya listrik mencapai Rp300 ribu per bulan. Sekarang dengan adanya PLTS, beban biaya bisa berkurang. Ini tentu saja itu bisa menghemat dari segi biaya dan bisa dialokasikan buat kebutuhan yang lainya,” kata Sudarno.
Anggota Kelompok Tani Hutan Harmoni Pesisir, Kadori, menceritakan awal mula budidaya lebah trigona pada 2023. Awalnya hanya lahan yang tidak produktif, kemudian disulap jadi lahan produktif yang bisa menghasilkan pundi-pundi uang.
“Kami hanya punya beberapa stup karena masih belajar. Sekarang, berkat dukungan Pertamina, sudah ada 10 stup dengan hasil satu liter madu per stup setiap bulan,” jelasnya.
Permintaan madu trigona kini terus meningkat, bahkan sebagian besar datang dari pihak Pertamina itu sendiri.
Head of Communication, Relations & CID PHE ONWJ, R. Ery Ridwan, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung UMKM dan wisata edukatif berbasis lingkungan.
“Daripada dibakar atau dibuang, limbah yang masih bisa dimanfaatkan kami olah kembali untuk mendukung kebutuhan masyarakat. Prinsipnya, kolaborasi ini bukan hanya memberi bantuan, tetapi juga meningkatkan kapasitas dan keberlanjutan ekonomi warga,” jelasnya.
- Peningkatan kapasitas kelompok tani budidaya. PLTS 10.000 WP untuk menunjang operasional.
- Penanaman 3.500 mangrove, 200 pohon mangga, dan 150 pohon jambu air.
- Pengadaan peralatan vegetasi lebih dari 1.000 lubang lidi.
- Wadah hasil produksi dengan kapasitas 70.000 unit. Pemanfaatan limbah kayu untuk jembatan, rumah, dan warung UMKM.
- 200 tutup pipa dijadikan media penyemaian.
Dengan program ini, Desa Cemara Kulon diharapkan menjadi percontohan sinergi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat dalam menciptakan ekosistem wisata edukatif yang ramah lingkungan sekaligus memberdayakan UMKM lokal. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto