Program Ular Sahabat Tani Belum Berdampak Signifikan, Petani Indramayu Usul Cara Lain Basmi Tikus
INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id – Program Ular Sahabat Tani yang digagas Bupati Indramayu, Lucky Hakim, beberapa bulan lalu ternyata belum sepenuhnya dirasakan manfaatnya oleh sebagian petani. Program yang bertujuan untuk mengendalikan hama tikus di area persawahan itu dinilai kurang efektif dan belum memberikan hasil yang signifikan.
Sebelumnya, Lucky Hakim menebar sejumlah ular di beberapa titik persawahan di Kabupaten Indramayu. Langkah itu dilakukan sebagai alternatif ramah lingkungan untuk mengurangi populasi tikus sawah, yang selama ini menjadi musuh utama para petani padi.
Namun, sebagian petani mengaku belum melihat perubahan berarti di lapangan. Salah satunya Anut, petani asal Desa Legok, Kecamatan Lohbener, yang menyebut bahwa penebaran ular tidak berdampak besar terhadap pengurangan tikus.
“Dampak positifnya ada, tapi enggak sampai 70 persen. Lagi pula yang disebar itu bukan ular kobra, tapi ular pucuk sama ular sangkar. Setahu saya, ular jenis itu enggak memangsa tikus,” ujar Anut, Kamis, 23 Oktober 2025.
Anut menambahkan, sejak penebaran dilakukan, dirinya belum pernah melihat ular yang benar-benar memangsa tikus di sawah. Ia bahkan mengusulkan agar pemerintah mencari cara lain yang lebih efektif untuk membasmi hama.
“Kalau bisa, program berikutnya pakai gas aja, langsung ke lubang tikus. Menurut saya itu lebih cepat ngurangin tikus,” katanya.
Senada dengan itu, Kastubi, petani lainnya dari desa yang sama, menganggap niat Bupati Lucky Hakim sudah baik. Namun, menurutnya, habitat ular yang ditebar tidak cocok dengan lingkungan sawah, sehingga upaya tersebut kurang maksimal.
“Kalau Pak Bupati niatnya bagus, tapi ular yang disebar itu kebanyakan mati di sawah. Jenis ular pucuk itu tempatnya di pekarangan, bukan di sawah,” jelas Kastubi.
Ia menilai, untuk memberantas hama tikus dan serangga seperti wereng, petani lebih membutuhkan dukungan alat dan bahan pengendali hama yang tepat, bukan sekadar penebaran predator alami.
“Petani maunya pakai alat kayak kompor gas atau obat hama. Soalnya di sawah bukan cuma tikus, tapi juga ada wereng dan hama lain,” pungkasnya.
Sebelumnya, program Ular Sahabat Tani sempat menuai perhatian publik karena dianggap sebagai pendekatan ekologis dalam pengendalian hama tanpa pestisida. Meski demikian, sejumlah petani berharap evaluasi dilakukan agar program tersebut lebih tepat sasaran dan sesuai kondisi lapangan. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto