Tanpa Timses dan No Ribet, Cara Aa Kuwu Dobrak Tradisi Politik Desa
Dalam perjalanannya, Adib mengaku tak luput dari berbagai rintangan. Diremehkan, dihina, dicaci, bahkan difitnah telah menjadi bagian dari keseharian. Namun hal itu tidak menyurutkan langkahnya.
“Kalau niat kita lurus, cacian itu hanya angin lewat. Yang penting tetap berjalan,” pungkasnya.
Di luar aktivitas sosial dan gagasan politiknya, Adib menjalani kehidupan sebagai wirausaha. Ia juga konsisten mengajak warga menjaga nilai-nilai sederhana seperti tegur sapa, senyum, dan saling menghormati.
Baginya, perubahan desa bukan soal menang atau kalah dalam kontestasi, melainkan proses panjang untuk menyadarkan, mengajak, dan berjalan bersama. Pelan, namun jujur. Sunyi, tetapi bernilai. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto