INDRAMAYU,iNewsIndramayu.id - Peringatan Hari Kartini pada tahun 2023, dijadikan momentum untuk mewujudkan visi Indramayu bermartabat. Realisasi Indramayu bermartabat dengan program-program unggulan seperti perempuan berdikari (Pe-Ri) dan program unggulan lain, mulai dirasakan masyarakat.
Bupati Indramayu, Nina Agustina menyampaikan, hadirnya program unggulan Pe-Ri merupakan salah satu bentuk perhatian dari Pemkab Indramayu terhadap perempuan purna Pekerja Migran Indonesia (PMI), dalam bentuk keterampilan dan pemberian modal. Sehingga para purna PMI dapat memiliki pekerjaan dan penghasilan di tanah air.
“Ini merupakan bentuk perhatian kami, supaya purna PMI ini dapat tetap memiliki pekerjaan usai bekerja di luar negeri,” ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan koordinator program Pe-Ri, Herrsi Pramanik Suwita. Dirinya menjelaskan, selain untuk meningkatkan taraf hidup dan perekonomian, pemberdayaan perempuan purna PMI melalui program Pe-Ri ini diharapkan menjadikan purna PMI dapat berdiri sendiri melalui wirausaha yang dijalankan. Sehingga tidak ada niatan lagi untuk keluar negeri.
Herrsi juga memaparkan, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan stakeholder terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan, dan Perindustrian dalam hal izin usaha dan pengemasan produk sekaligus menjamin mutu produk yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi. Selain itu, untuk pemodalan sendiri pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Bank bjb Kabupaten Indramayu dalam memberikan pinjaman modal tanpa agunan.
“Kami bermitra dengan berbagai pihak guna mendukung keberlangsungan program ini,” paparnya.
Lebih lanjut Herrsi mengatakan, produk yang dihasilkan dari program Pe-Ri ini tidak hanya dipasarkan secara lokal, melainkan pula telah dipasarkan ke luar Kabupaten Indramayu. Oleh karena itu, dirinya berharap, dengan luasnya pemasaran yang dilakukan dapat membuat berbagai produk Pe-Ri dapat semakin dikenal dengan masyarakat luas. Sehingga meningkatkan produksi yang nantinya juga akan berdampak pada meningkatnya perekonomian.
“Semoga produk Pe-Ri dapat terus dikenal dan makin berkembang, sehingga para purna PMI yang kami bina ini dapat betul-betul bisa mandiri,” imbuhnya.
Selain program unggulan, Bupati Nina Agustina menyebut, jika Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar juga telah merilis angka kemiskinan di Kabupaten Indramayu. Kini terpantau berangsur turun selama setahun terakhir.
Berdasarkan data yang dirilis BPS Jabar, yang semula di tahun 2021 penduduk dengan kemiskinan ekstrem di Indramayu jumlahnya mencapai 75.820 jiwa, kini di tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 53.050 jiwa. Kondisi menurunnya angka kemiskinan yang cukup signifikan ini, merupakan buah kerja seluruh lapisan masyarakat dan stakeholder yang ada di Kabupaten Indramayu.
"Sejumlah program dan terobosan seperti penguatan ketahanan pangan, peningkatan ekonomi dan UMKM, cukup memberi andil atas penurunan angka kemiskinan tersebut," kata Nina.
Penurunan angka kemiskinan di Indramayu secara konkret terjadi mulai era Bupati Indramayu, Nina Agustina. Sebelum Nina, jumlah penduduk miskin Indramayu tahun 2020 mengalami peningkatan yaitu sekitar 220,31 ribu jiwa (12,70 persen). Hal itu terjadi akibat dampak pandemi Covid-19 berlaku nasional.
Pada fase pemulihan dampak Covid-19 itulah, Pemkab Indramayu di bawah kepemimpinan Nina merumuskan skenario yang tepat. Upaya itu pun berhasil, sehingga Pemkab Indramayu mampu menurunkan kemiskinan ekstrem mulai tahun 2021 hingga 2022 lalu.
Bupati Nina Agustina menyebut, penurunan angka kemiskinan itu tidak terlepas dari adanya intervensi Pemkab Indramayu terhadap penyebab timbulnya kemiskinan. Beberapa faktor penyebab itu, lalu dilakukan upaya untuk mengatasinya.
"Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya kemiskinan ekstrem. Faktor ekonomi tentu saja menjadi penyebab utama. Oleh karenanya, kami melakukan berbagai upaya agar perekonomian masyarakat bangkit, salah satunya melalui penguatan ketahanan pangan," ungkap Nina.
Langkah lain yakni penguatan sektor ekonomi melalui kegiatan yang berbasis ketenagakerjaan, serta mendorong peningkatan usaha mikro kecil dan menengah. Secara faktual, upaya tersebut telah dilaksanakan melalui sepuluh program unggulan.
"10 program unggulan ternyata ikut mampu mendorong menurunkan penduduk miskin. Beberapa di antaranya program Pe-Ri (Perempuan Berdikari) dan Kruwcil (Kredit Usaha Warung Kecil), yang kemudian menciptakan magnet ekonomi di tengah masyarakat secara langsung dengan kegiatan UMKM mandiri," terangnya.
Pada bagian lain, Nina menyampaikan, berbagai upaya untuk menurunkan penduduk miskin di Indramayu akan terus dilakukan. Sehingga pada tahun 2023, Kabupaten Indramayu tidak lagi masuk dalam kelompok daerah dengan angka kemiskinan ekstrem di Jawa Barat.
"Semua harus bekerja, bergerak bersama-sama. Program yang sudah berjalan dari hulu ke hilir agar lebih ditingkatkan, agar pendapatan masyarakat kita terus meningkat," pungkas Nina.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait