INDRAMAYU,iNewsIndramayu.id - PT Kilang Pertamina Internasional RU VI Balongan menggulirkan dana bantuan kepada Pesantren Assalafiyah di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Bantuan ini untuk mengembangkan tambak budidaya garam yang dikelola Pesantren Assalafiyah di Desa Kalianyar, Kecamatan Krangkeng, Indramayu.
Hal tersebut sebagai bentuk kepedulian dan kontribusi perusahaan dalam meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat, yang sejalan dengan program pengembangan berkelanjutan (SDGs). Bantuan digulirkan Pertamina atas rekomendasi dari Kementerian BUMN, bertujuan untuk menyokong kebutuhan garam nasional yang dihasilkan dari para petambak garam tradisional di wilayah Indramayu.
Area Manager Communication, Relation and CSR PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VI Balongan, Mohamad Zulkifli dalam keterangan persnya, Rabu (25/10/2023), menjelaskan, bantuan dana yang diberikan PT Pertamina kepada Pesantren Assalafiyah sebesar Rp 300 juta. Sebelum dana bantuan ini disalurkan, Pertamina melalui RU VI Balongan terlebih dahulu melakukan survey, monitoring maupun verifikasi lapangan untuk memastikan agar bantuan yang disalurkan tepat sasaran.
“Bantuan ini merupakan bentuk komitmen Pertamina, agar usaha yang dijalani kelompok masyarakat bisa lebih maksimal. Sehingga berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat," ungkapnya.
Supandi, selaku salah satu pengurus pesantren dan petani tambak garam mengatakan, bahwa luas tambak garam yang dikelola Pesantren Assalafiyah sekitar 28 hektare. Dari total luas 28 hektare ini, mayoritas merupakan lahan milik pesantren dan sebagian merupakan lahan milik wali santri.
Diceritakan Supandi, pada awal mula perintisan tambak garam ini cukup banyak mengalami kesulitan. Bahkan garam yang dihasilkan pada saat itu adalah jenis garam KW 3, yang memiliki nilai jual rendah yaitu sekitar Rp 400,00/kg.
Oleh karena itu, lanjutnya, pesantren bersama masyarakat pengelola tambak beberapa kali harus melakukan riset hingga menemukan cara yang tepat. Yakni dengan menggunakan plastik Geomembrane untuk proses pengendapan garam.
Cara tersebut berhasil menghasilkan garam kualitas baik dan memiliki nilai jual Rp 3.500/kg.
Untuk meningkatkan hasil produksi tambak garam, pihak Pesantren Assalafiyah mengajukan proposal bantuan dana kepada Pemerintah, dan kemudian proposal bantuan tersebut diarahkan kepada PT Pertamina Persero. Dari dana bantuan sebesar Rp 300 juta tersebut, digunakan untuk membeli peralatan dalam menunjang proses produksi garam seperti membeli 32 ribu karung dan 68 roll plastik Geomembrane.
"Alhamdulillah bantuan dana dari PT Pertamina sangat bermanfaat bagi pengembangan tambak garam yang dikelola. Sehingga bisa melakukan panen garam setiap harinya dengan kualitas yang bagus," ujarnya.
Setelah menggunakan plastik Geomembrane yang dibeli dari bantuan CSR Pertamina, kata Supandi, hasil panen garam meningkat pesat, kualitas garamnya juga bagus, dan bisa menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat.
"Saat ini, tambak garam yang dikelola pesantren per hari dapat memproduksi sekitar 1-2 ton garam kualitas baik," imbuhnya.
Karena kualitas garam yang bagus, pihak pesantren pun kewalahan menerima pesanan dari berbagai pihak, bahkan pesanan juga banyak datang dari Lampung dan Padang. “Sekarang banyak warga yang biasanya nganggur, kini kerja sebagai kuli angkut garam. Itu secara umum, kalo bagi pesantren kita juga bisa membeli sarana dan prasarana sekolah dari hasil itu," terangnya.
Bukan hanya itu saja, Pesantren Assalafiyah juga memiliki tambahan pendapatan yang berguna untuk biaya operasional pesantren, di antaranya dialokasikan untuk subsidi sekitar 100 santri yatim yang mendapat pendidikan secara gratis di Pesantren.
Bantuan dana dari PT Pertamina, tentunya sangat mendukung Sustainable Development Goals. Terutama pada poin 1 yakni mengentaskan kemiskinan, poin 4 pendidikan yang berkualitas, dan poin 8 pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Adanya guliran bantuan ini sangat bermanfaat untuk keberlanjutan perekonomian masyarakat sekitar dan meningkatkan kualitas pendidikan. Khususnya pendidikan di Pesantren Assalafiyah, karena hasil keuntungan dari kegiatan usaha tambak garam ini sebagian besar dimanfaatkan untuk biaya operasional pesantren.
Ucapan terima kasih juga disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren As Salafiyah, H Asror untuk Pertamina. Tak lupa, doa dan harapan juga disampaikan agar keberlangsungan proses bisnis Pertamina tetap lancar.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait