INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id - Dalam rangkaian acara seni Reang Riung #2 yang digelar di Kedai Kopi Oemah Lawas, Bambang Syahbani yang akrab disapa Ibam, seniman cukil asal Kertawinangun, mempresentasikan karya seni cukil yang berhasil memantik perhatian para pengunjung hingga mengerumuni hasil karyanya.
Acara Reang Riung #2 yang dilaksanakan pada Sabtu malam (31/8/2024) menjadi kesempatan bagi Ibam untuk memperkenalkan dan menjelaskan lebih dalam tentang teknik seni cukil yang sering dianggap kuno namun memiliki nilai historis dan artistik yang tinggi.
Dalam presentasinya, Ibam memulai dengan sejarah seni cukil, yang merupakan teknik cetak pertama di dunia. Ia menyampaikan bahwa tekni cukil pertama kali ditemukan setelah penemuan kertas di Tiongkok. Teknik ini menggunakan media kayu yang diukir dan diolesi tinta, kemudian dicetak di atas kertas, menciptakan gambar yang dapat direproduksi berkali-kali.
“Cukil ini seperti mesin fotokopi manual,” ujar Ibam sambil menunjukkan master cukil yang dibawanya.
Lebih jauh, Ibam menjelaskan bahwa seni cukil dulu digunakan untuk memperbanyak kitab-kitab Buddha dan menyebarkan informasi penting seperti berita politik di Tiongkok, hingga akhirnya digunakan sebagai alat propaganda di Jepang dan Indonesia, termasuk dalam pergerakan melawan penjajah.
Seni cukil, meskipun sederhana, memiliki sejarah yang kaya dan berperan penting dalam penyebaran ide dan informasi.
“Dulu, seni cukil digunakan untuk mencetak kitab Buddha dan menyebarkan informasi negara. Di Indonesia, bahkan digunakan dalam perjuangan kemerdekaan,” katanya.
Selain itu, Ibam memperkenalkan empat teknik utama dalam seni grafis yang termasuk di dalamnya seni cukil yaitu teknik cetak tinggi, cetak dalam, cetak saring, dan cetak datar.
Ia menekankan bahwa meskipun sulit dijelaskan secara teori, seni cukil lebih mudah dipahami melalui praktik langsung, dan keindahannya terletak pada proses yang panjang dan penuh kesabaran. Hal tersebut pernah ia sampaikan saat diwawancara di kedai Kopilink Eretan Wetan.
"Proses ini membawa saya ke ruang kosmik," ungkapnya.
Karya seni cukil yang dipamerkan oleh Ibam dalam acara Reang Riung #2 meliputi master cukil serta portofolio cetak hasil karyanya. Pengunjung dapat melihat langsung proses pencukilan dan teknik-teknik yang digunakan, memberikan pemahaman mendalam tentang seni yang mungkin bagi banyak orang sudah jarang ditemui di era modern ini.
Ibam juga menyoroti tantangan yang dihadapinya dalam menekuni seni cukil, termasuk rendahnya apresiasi terhadap karya ini di masyarakat.
“Karya seni tidak hanya dinilai dari bahan atau hasil akhirnya, tapi juga dari perjalanan panjang seniman untuk sampai ke titik itu,” tegas Ibam.
Acara Reang Riung #2 di Kedai Kopi Oemah Lawas tidak hanya menjadi ajang pameran seni, tetapi juga sarana edukasi bagi masyarakat untuk lebih mengenal seni cukil. Ibam berharap bahwa melalui acara ini, seni cukil dapat lebih dikenal dan diapresiasi, terutama di daerah asalnya, Indramayu.
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait