Lansia di China Hampir Ceraikan Istri Gara-gara Jatuh Cinta pada Gadis yang Dihasilkan AI

Dindin Ahmad S
Ilustrasi kakek di China yang tetap bergaya modis. (Foto: iStock)

BEIJING, iNewsIndramayu.id - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) kembali menimbulkan persoalan sosial di China. Seorang pria lanjut usia berusia 75 tahun hampir saja menghancurkan rumah tangganya setelah terjebak dalam hubungan emosional dengan avatar digital perempuan yang dihasilkan AI.

Kisah ini terungkap melalui laporan Beijing Daily. Sang pria, bermarga Jiang, menemukan sosok avatar wanita di media sosial yang menampilkan diri layaknya manusia sungguhan. Bagi pengguna berpengalaman, tampilan tersebut jelas hasil rekayasa AI, namun bagi Jiang yang tidak terbiasa dengan teknologi, avatar itu tampak nyata dan memikat.

Hari demi hari, Jiang makin larut dalam percakapan dengan "kekasih virtualnya". Meski gerakan bibir dan suara avatar kerap tidak sinkron, ia tetap menganggapnya sosok perempuan tulus yang menaruh perhatian. Obsesi itu membuat Jiang menghabiskan sebagian besar waktunya menatap layar ponsel, menanti pesan-pesan sederhana dari sang avatar.

Situasi memanas ketika sang istri menegurnya karena perilaku tersebut. Jiang, yang telah puluhan tahun menikah, justru menyatakan niat untuk menceraikan istrinya demi bisa "bersama" dengan sosok maya itu.

Beruntung, anak-anaknya segera turun tangan. Mereka menjelaskan bahwa "pacar online" Jiang hanyalah program AI yang dirancang untuk menciptakan interaksi emosional palsu. Setelah diyakinkan, pria tua itu akhirnya tersadar.

Fenomena ini mencerminkan masalah yang lebih luas di China. Banyak warga lanjut usia, khususnya yang kesepian atau memiliki keterbatasan fisik, menjadi sasaran empuk manipulasi digital. Avatar AI kini hadir dalam berbagai wujud, mulai dari figur profesional, penyiar berita, hingga gadis remaja imut yang sengaja didesain untuk menarik perhatian.

Menurut para pakar, sebagian avatar digunakan untuk mendorong konsumsi dan penjualan produk, sementara sebagian lainnya dimanfaatkan untuk propaganda atau sekadar menciptakan ketergantungan emosional.

Para ahli pun mengingatkan agar keluarga lebih waspada terhadap aktivitas digital anggota keluarganya yang sudah lanjut usia. Meski AI membawa banyak manfaat, teknologi ini juga bisa menjadi ancaman serius bagi kelompok yang rentan. (*) 

Editor : Tomi Indra Priyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network