Indramayu,
Bupati Indramayu Nina Agustina Da’i Bachtiar menjalankan Shalat Tarawih berjamaah bersama unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Indramayu dan masyarakat Kota Mangga. Shalat tarawih perdana itu dijalankan di Masjid Agung Indramayu, Senin (4/4/2022) malam.
Pada malam ketiga shalat tarawih di Bulan Suci Ramadhan 1443 Hijriah, Masjid Agung Indramayu penuh dipadati jamaah. Ratusan jamaah terlihat khusuk dalam menjalankan ibadah.
Sebelum shalat, Bupati Indramayu menyampaikan pesannya dihadapan para jamaah. Nina menyampaikan, selama satu tahun kepemimpinanya tentu ada kesalahan dan kekurangan. Untuk itu dirinya minta dimaafkan dan utamanya meminta do’a dan dukungan dalam rangka membangun Kabupaten Indramayu yang lebih baik.
“Sudah setahun saya memimpin Indramayu. Saya minta mohon do’a dari bapak/ibu semuanya karena saya manusia kurang sempurna, pasti saya ada khilafnya. Tapi insyaAllah untuk perubahan Indramayu saya akan bekerja, bekerja dan bekerja,” kata Bupati dikutip dari laman indramayukab.go.id.
Nina Agustina mengatakan akan membangun sinergitas yang baik untuk Masjid Agung Indramayu dan utamanya dibangunnya alun-alun Indramayu yang menjadi kebanggan masyarakat dalam menunjang perekonomian untuk kesejahteraan sosial. Hal ini diharapkan bisa menjadi icon Indramayu yang Bermartabat (Bersih, Religius, Maju, Adil, Makmur dan Hebat).
“Pastinya saya akan berbuat untuk Masjid Agung Indramayu yang terbaik. InsyaAllah disebelah masjid ada alun-alun kita buka untuk masyarakat, akan dibangun seindah mungkin dan menjadi icon Indramayu. Semoga Indramayu menjadi lebih baik lagi sesuai dengan Visi Bermartabat. Supaya Indramayu tidak dilihat dari sisi negatifnya saja, sehingga diharapkan dukungan dari masyarakat Indramayu demi Indramayu lebih baik lagi,” harapannya.
Sementara itu Kapolres Indramayu, M Lukman Syarif menghimbau masyarakat Indramayu untuk saling menghargai yang tengah menjalan ibadah puasa dan memaknai Bulan Suci Ramadhan ini dengan penuh rahmat dan hidayah.
“Masyarakat diimbau untuk saling menghargai dan menjaga ketertiban dengan tidak melakukan hal-hal yang tidak pantas, termasuk petasan. Petasan agar tidak dipakai karena selain mengganggu ketertiban juga berbahaya,” (safaro)
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait