Di bengkel itu, waktu bergerak pelan. Suara kendaraan dari jalan raya bercampur dengan bau lem, karet, dan debu kayu. Tapi di tengah hiruk pikuk itu, sang perajin seolah berada dalam dunianya sendiri: dunia tempat ia menyulam kenyamanan untuk orang-orang yang bahkan tidak sempat ia kenal.
Dia menunduk lagi, menyelesaikan pesanan yang baru saja dirapikan. Hasilnya terlihat segar seperti jok baru keluar pabrik, tapi dengan sentuhan personal yang tak bisa ditiru mesin.
“Yang penting pelanggan senang. Kalau pulang bawa motor yang lebih nyaman, itu juga bikin saya senang,” lanjutnya pelan.
Tak ada papan nama besar, tak ada promosi online, hanya sebuah bengkel sederhana di perempatan jalan yang lewatnya bisa ribuan orang setiap hari. Namun dari tempat kecil ini, ia terus menambal hidupnya; pelan, telaten, dan tetap tersenyum, satu jok motor setiap kali. (*)
Editor : Tomi Indra Priyanto
Artikel Terkait
