PANGANDARAN - BAKTI Kominfo RI dan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar menampung usulan kabupaten/kota menanggulangi wilayah blankspot internet di wilayah terdepan, terluar, tertinggal dan wilayah perbatasan.
Secara umum jangkauan internet di Jabar sudah baik namun masih ada daerah terutama di tingkat desa dan kecamatan yang belum ada koneksi internet atau blankspot.
Kabupaten/kota dapat mengusulkan penyediaan internet di daerah blankspot melalui surat yang ditandatangani bupati/wali kota ke https://pasti.baktikominfo.id/.
BAKTI atau Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi yang merupakan badan layanan umum noneselon di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika RI akan menindaklanjuti usulan daerah melalui program Aksi (Akses Internet BAKTI). Nantinya, BAKTI akan memasang mikro BTS pemancar sinyal internet yang dapat dimanfaatkan masyarakat.
Mikro BTS ini memiliki jangkauan 2 kilometer dan bersifat sementara, untuk menstimulus perluasan jaringan internet dari vendor telekomunikasi swasta seiring perkembangan daerah setempat secara komersial.
Demikian benang merah dalam Rapat Koordinasi Diskominfo Jawa Barat dan BAKTI Kominfo, Pantai Indah Resort & Hotel, Kabupaten Pangandaran, Jumat (15/7/2022).
Menurut Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah BAKTI Kominfo RI Danny Januar Ismawan, saat ini BAKTI sedang memproses usulan dari kabupaten/kota termasuk di Jabar.
Berdasarkan data, dari desa/ kelurahan seluruh Indonesia baru sekitar 70.670 (85 persen) desa/kelurahan yang tercakup layanan 4G dan 12.548 (15 persen) desa/kelurahan di antaranya belum tercakup layanan 4G.
Untuk program Aksi di Jabar, sejauh ini sudah dilakukan di 904 titik, dengan jumlah terbanyak di Kabupaten Ciamis 167, Kabupaten Pangandaran 153, dan Kabupaten Garut 66 titik. Target Aksi selanjutnya di 156 titik.
Sementara berdasarkan laporan dari sejumlah daerah di Jabar, di Kabupaten Bandung ada 60 titik/desa yang blankspot internet yang sudah diajukan ke BAKTI, Kabupaten Garut masih ada 940 titik blankspot, dan Kabupaten Sukabumi 115 titik.
Penyediaan akses internet di kawasan terdepan, terluar, tertinggal, dan wilayah perbatasan diarahkan untuk mengembangkan ekonomi daerah.
Untuk itu BAKTI bersama ISP/Operator Seluler mengadakan kegiatan pelatihan terintegrasi. Meliputi aspek bisnis, marketing, sosial, dan aspek teknis.
"Monetisasi menuju pertumbuhan ekonomi digital desa sudah memanfaatkan ICT sebagai bagian dari kegiatan ekonomi sehari hari.
Diharapkan terbangun ekosistem digital di desa untuk mendorong tumbuhnya ekonomi digital yang kuat dan menyejahterakan masyarakat," kata Danny.
"Diharapkan desa akan menjadi subjek pelaku ekonomi , yaitu sebagai penyedia sumber daya (SDM & SDA serta hasil bumi yang dapat dioptimalkan sebagai penyokong rantai pasok (supply chain) nasional," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat Ika Mardiah, untuk membantu desa yang masih blankspot, Jabar membuat program unggulan Desa Digital.
"Kita buat ril, dengan modal dari anggaran Pemdaprov Jabar, dilanjutkan nantinya dengan model BUMDes," ucap Ika.
"Kita kerja sama melakukan pembangunan desa digital dan meningkatkan kapabilitas BUMDes. Kita juga melakukan program BUMDes-nya aktif berjualan produk dan mendorong program desa digital tematik untuk meningkatkan ekonomi desa," imbuhnya.
Namun yang perlu disiapkan pemda kabupaten/kota, kata Ika, literasi digital masyarakat. Sehingga ketika akses internet itu hadir, masyarakat memanfaatkannya untuk hal yang produktif dan positif.
Salah satu ancaman dalam membangun literasi digital masyarakat yakni overload informasi yang berujung pada marak misinformasi, disinformasi, dan hoaks yang menyesatkan masyarakat. Ancaman lain adalah konten negatif seperti pornografi, isu SARA, serta kekerasan yang berpotensi mendegradasi moral dan merusak psikis generasi muda Jabar.
Editor : Mohamad Taufik