Indramayu, iNewsIndramayu - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menargetkan zero kasus stunting khususnya di wilayah binaan. Adapun daerah yang menjadi binaan salah satunya yakni Kecamatan Kedokanbunder, Indramayu.
Berdasarkan hasil verifikasi di lapangan, setidaknya ada 24 anak terindikasi stunting di Kecamatan Kedokanbunder. Namun dari jumlah total tersebut, terdapat 2 anak dinyatakan selesai dan tersisa 22 anak yang lain.
Gerakan orang tua asuh anak stunting merupakan kebijakan jitu yang dikeluarkan Bupati Indramayu, Nina Agustina Da’i Bachtiar, agar penanggulangan stunting lebih optimal. Yakni dengan menggerakkan semua SKPD beserta para pejabat struktural dengan menjadikan kecamatan sebagai wilayah binaan.
Sekretaris Disdikbud Indramayu, Erni Heriningsih menjelaskan, jika pihak dinas siap untuk menuntaskan anak stunting di Kecamatan Kedokanbunder, untuk kembali menjadi anak yang sehat. Bersama dengan pihak kecamatan, puskesmas, UPT Disduk P3A, TP PKK, bidan desa, serta unsur-unsur lain saling membantu dan menguatkan agar target zero stunting tercapai.
Apalagi dalam setiap pekan, pihaknya memberikan makanan tambahan yang berasal dari pejabat struktural di Disdikbud Indramayu. Pendistribusian sendiri diserahkan ke kecamatan, puskesmas, serta bidan desa yang paham betul kondisi anak atau pasien.
"Mudah-mudahan dengan pemberian makanan tambahan ini, anak-anak kita ini bisa cepat kembali sehat sehingga menjadi generasi yang cerdas. Dengan semua pihak di Kecamatan Kedokanbunder, kita akan menuntaskan stunting," kata Erni kepada awak media, belum lama ini.
Sementara Camat Kedokanbunder, Atang Suwandi mengatakan, adanya pola orang tua asuh ini, angka stunting bisa ditekan hingga nol atau zero stunting. Tentunya kebijakan Bupati Nina Agustina tersebut sangat efektif, sebab penurunan stunting dilakukan secara bersama-sama.
Dalam setiap kegiatan pemberian makanan tambahan, dilakukan pula pemeriksaan kesehatan oleh Puskesmas Kedokanbunder. Termasuk melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan anak.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto