Cirebon, InewsIndramayu.id - Sebanyak 50 hektare lahan sawah di Desa Bakung Lor, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengalami gagal tanam akibat terendam banjir beberapa pekan lalu.
Kuwu Desa Bakung Lor, H Watma mengatakan, kejadian banjir tersebut biasa terjadi ketika musim penghujan telah tiba. Akibatnya para petani harus rela merugi jutaan rupiah, karena harus kembali mengulang proses penamanan padi dari awal.
Para petani, kata dia, mayoritas membeli wini (bibit padi siap tanam) ke daerah lain, sambil kembali melakukan penanaman benih padi.
"Yang parah di bagian utara wilayah Desa Bakung Lor, sering terkena banjir. Tidak di sini saja, seperti daerah tetangga Kecamatan Suranenggala dan Kecamatan Panguragan sampai ke wilayah Bayalangu juga sama, lahan pertaniannya kena banjir," ungkap H Watma kepada wartawan, Rabu (1/2/2023).
Menurutnya, kerugian para petani seharusnya bisa diminimalisasi, jika sejak dari dulu bersedia mendaftarkan diri ke program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang telah disediakan pemerintah. .
Apalagi, aku dia, Desa Bakung Lor sempat menjadi pilot project ketika program tersebut baru pertama kali disosialisasikan pemerintah setempat beberapa tahun lalu.
Saat itu, pihak desa juga telah merespon baik program tersebut dengan mendaftarkan asuransi beberapa lahan pertanian dan mencover iurannya. Namun bukan disupport, para petani malah terkesan mengabaikan program itu dan tidak melanjutkan pembayaran iuran.
Padahal saat terjadi musibah yang sama pada kala itu, para petani berhasil mendapat klaim asuransi kerugian berdasarkan hasil analisis gagal tanam yang dilakukan pihak asuransi. Meskipun, prosesnya tidak maksimal.
"Saat ini semua lahan sawah di sini belum terdaftar asuransi tani. Niatnya semuanya di daftarkan asuransi, karena setiap musim rendengan (penghujan) banyak gagalnya," terangnya..
Ia menambahkan, untuk sementara ini tidak ada bantuan dari pemerintah. Petani hanya bisa mendapat ganti rugi ketika lahannya di asuransikan.(*)
Editor : Tomi Indra Priyanto