get app
inews
Aa Text
Read Next : Selamatkan Generasi Bangsa, Penanganan Stunting Jadi Program Unggulan Kesira Jabar

Lahan Sawah di Cirebon Kebanjiran Diduga Akibat Normalisasi Sungai Kurang Maksimal

Minggu, 12 Februari 2023 | 18:56 WIB
header img
Area sawah milik petani di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, gagal tanam akibat terendam banjir. Foto: Dok

CIREBON,iNewsIndramayu.id - Penyaluran air dari Waduk Jatigede Sumedang yang melewati Jaringan Irigasi (JI) Rentang, cukup berdampak baik terhadap kondisi pertanian padi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Bahkan selama 2 tahun terakhir ini, para petani tidak kesulitan mendapatkan air untuk mengairi sawahnya.

Namun, pasokan air yang cukup banyak tak pula berdampak baik ketika tidak diimbangi dengan infrastruktur saluran irigasi maupun sungai yang memadai. Contohnya, seperti gorong-gorong sungai yang berada di Jalan Karangampel-Cirebon.

Gorong-gorong tersebut dinilai terlalu kecil, karena tidak mampu mengalirkan air dengan maksimal. Akibatnya, para petani terkendala saat melakukan proses awal penanaman padi secara bersamaan seperti biasanya.

Apalagi ketika musim hujan tiba, berpotensi terjadi banjir seperti dalam beberapa hari terakhir ini, Minggu (12/2/2023). Alhasil menyebabkan gagal tanam terhadap ribuan hektare lahan sawah milik petani.

Tentunya hal tersebut, turut serta menjadi bagian dari kendala yang dihadapi petani. Yakni selain serangan organisme penyakit atau hama.

"Yang jadi kendala saat ini kelebihan air saat bulan 11 sampai bulan 12, bahkan ada petani yang sudah tanam dan ada yang menanamnya nunggu nanti setelah air surut. Solusi menurut saya adalah untuk normalisasi sungai yang melintas ke arah laut yang di batasi atau melewati jalan Karangampel-Cirebon, itu kan gorong-gorongnya dari zaman Belanda," kata Sub Koordinator Perlindungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Rojaya dalam keterangan persnya.

Rojaya menyebut, gorong-gorong tersebut tidak mampu menyurutkan air dari hamparan lahan pertanian di wilayah barat Kabupaten Cirebon sebanyak 20 ribu hektare. Beberapa kecamatan di antaranya adalah Kaliwedi, Susukan, Gegesik, Panguragan, Gunung Jati, Kapetakan, Suranenggala, Jamblang, Ciwaringin, serta Kecamatan Gempol.

"Jadi ilustrasinya, ibarat air satu botol pengeluarannya satu lubang jarum, lama kan. Harapan ke depan ya kita perbaiki saluran pembuangannya," katanya.

Selain itu, lanjutnya, sungai-sungai di Kabupaten Cirebon yang melintas ke arah laut di antaranya Sungai Ciwaringin dan Sungai Bondet telah mengalami sedimentasi yang cukup tinggi.

Kemudian, sungai lainnya juga banyak ditumbuhi tanaman eceng gondok yang hampir memenuhi sungai. Bahkan, kata dia, tak sedikit orang yang tidak bertanggung jawab mendirikan bangunan liar di sepanjang bantaran sungai.

Menurutnya, dibutuhkan normalisasi sungai dengan cara dibeton agar laju air ketika banjir terkonsentrasi untuk menyapu endapan lumpur dan tanaman eceng gondok.

"Itu secara teknisnya, kalau ini sih hanya dikeruk 2 bulan 3 bulan runtuh lagi, padat lagi. Oleh karenanya, kita tidak bisa membangun pertanian itu sendiri. Sebenarnya Dinas Pertanian itu tidak perlu terlibat untuk memperbaiki sungai, pertanian hanya penerima manfaat," pungkasnya.(*)

Editor : Tomi Indra Priyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut